Latest Updates

Syahru Ramadhana al-Ladziy Unzila fiyhil-Qur’an

Allah subhanahu wa Ta’alaa berfirman didalam al-Qur’an al-‘Adhim QS. al-Baqarah : 185 ;

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al- Qur'an sebagai petunjuk (al-Hudaa) bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (al-Furqan)”

Dengan jelas Allah menyatakan bahwa waktu diturunkannya al-Qur’an adalah para bulan Ramadhan. Ayat lain menuturkan bahwa al-Qur’an diturunkan para malam al-Qadr (kemulyaan) dan juga malam yang diberkahi (Lailatul Mubarakah).

QS. al-Qadr : 1-5 ;

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan (al-Qadr), Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

QS. ad-Dukhan :1-3 ;

حم ، وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ ، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Haa miim. Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”

Diantara hal yang menarik dibulan Ramadhan, sebagaimana penuturan ahl at-Tarikh bahwa Nabi Nuh –‘alayhis salam- adalah yang pertama kali melakukan puasa Ramadhan setelah keluar dari bahteranya. Mujahid berpendapat bahwa Allah juga mewajibkan puasa Ramadhan atas setiap umat, dan sudah maklum bahwa orang-orang sebelum Nabi Nuh adalah sebuah bangsa,-se wallahu a’lam. [1]

Diriwayatkan dari Abi Dzar bahwasanya Nabi -Shallallahu ‘alayhi wa sallam- pernah mengatakan bahwa Shuhuf Nabi Ibrahim –‘alayhis salam- juga diturunkan pada bulan Ramadhan yaitu pada malam ke 3, diriwayatkan yang lain dikatakan bahwa Shuhuf Nabi Ibrahim diturunkan para awal malam bulan Ramadhan, sedangkan kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa –‘alayhis salam- pada malam ke 6, kitab Injil diturunkan kepada Nabi ‘Isa –‘alayhis salam- pada malam ke 13, sedangkan kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud pada 18 Ramadhan dan al-Furqan (al-Qur’an) diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam pada malam ke 24 bulan Ramadhan.[2]

Dibulan Ramadhan juga pernah terjadi peperangan Badar yaitu pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 dari Hijrah, 300 pasukan Islam melawan 1000 pasukan kafir.[3]

Dinamakan bulan Ramadhan karena sangat panasnya cuaca dibulan itu yaitu karena terik matahari, penyebutan seperti ini sebagaimana juga penyebutan bulan haji dengan nama “Dzul Hijjah”, dan bulan ke empat dengan nama “Rabi’ul Awwal” dan “Rabi’ul Akhir”. [4]

Bagaimanakah maksud dari “diturunkannya didalamnya al-Qur’an” tersebut ?

قوله تعالى : {الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ} نص في أن القرآن نزل في شهر رمضان ، وهو يبين قوله عز وجل : {حم وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ} يعني ليلة القدر ، ولقوله : {إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ}. وفي هذا دليل على أن ليلة القدر إنما تكون في رمضان لا في غيره. ولا خلاف أن القرآن أنزل من اللوح المحفوظ ليلة القدر - على ما بيناه - جملة واحدة ، فوضع في بيت العزة في سماء الدنيا ، ثم كان جبريل صلى اللّه عليه وسلم ينزل به نجما نجما في الأوامر والنواهي والأسباب ، وذلك في عشرين سنة. وقال ابن عباس : أنزل القرآن من اللوح المحفوظ جملة واحدة إلى الكتبة في سماء الدنيا ، ثم أنزل به جبريل عليه السلام نجوما - يعني الآية والآيتين - في أوقات مختلفة في إحدى وعشرين سنة. وقال مقاتل في قوله تعالى : {شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ} قال أنزل من اللوح المحفوظ كل عام في ليلة القدر إلى سماء الدنيا ، ثم نزل إلى السفرة من اللوح المحفوظ في عشرين شهرا ، ونزل به جبريل في عشرين سنة. قلت : وقول مقاتل هذا خلاف ما نقل من الإجماع "أن القرآن أنزل جملة واحدة" واللّه أعلم. وروى واثلة بن الأسقع عن النبي صلى اللّه عليه وسلم أنه قال : " أنزلت صحف إبراهيم أول ليلة من شهر رمضان والتوراة لست مضين منه والإنجيل لثلاث عشرة والقرآن لأربع وعشرين" . قلت : وفي هذا الحديث دلالة على ما يقول الحسن أن ليلة القدر تكون ليلة أربع وعشرين. وسيأتي إن شاء اللّه تعالى بيان هذا. قوله تعالى : {الْقُرْآنُ} "القرآن" : اسم لكلام اللّه تعالى ، وهو بمعنى المقروء,.. وعلى هذا قيل : هو مصدر قرأ يقرأ قراءة وقرآنا بمعنى.. أي قراءة.
“{al-ladziy unzila fiyhil Qur’an} nas tentang al-Qur’an yang diturunkan pada bulan ramadhan, diperjelas dengan firman Allah : {Haa miim. Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”(QS. ad-Dukhaan : 1-3)} yakni lailatul Qadar (malam kemulyaan). berdasarkan firman Allah : {Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan (al-Qadr)}. dan ini menunjukkan bahwa lailatul Qadr ada pada bulan Ramadhan bukan bulan yang lainnya. Tidak ada perselisihan bahwa al-Qur’an yang diturunkan dari al-Lauh al-Mahfudz pada malam al-Qadr berjumlah satu, kemudian di letakkan di baitul ‘Izzah dilangit dunia, selanjutnya malaikat Jibril menurunkannya bagian demi bagian yang berisi tentang perintah-perintah, larangan-larangan dan asbab, dan itu berlangsung selama 20 tahun. Ibnu ‘Abbas berkata : al-Qur’an di turunkan dari lauhul Mahfudz ke langit dunia berjumlah satu, kemudian diturunkan oleh malaikat Jibril ke secara terbagi-bagi –satu ayat dan beberapa ayat- pada waktu yang berbeda-beda selama 21 tahun. Ia berkata, tentang firman Allah : {syahru Ramadhana al-Ladziy Unzila fiyhil-Qur’an} Muqatil berkata bahwa al-Qur’an diturunkan dari lauhul Mahfudz ke langit dunia setiap tahun pada malam al-Qadr, kemudian turun ke “as-Safarah/lintasannya” dari lauhul Mahfudz selama 20 bulan dan malaikat Jibril menurunkannya (membawanya) selama 20 tahun. aku (al-Qurthubiy) katakana : qaul muqatil ini telah menyelisihi apa yang dinukil dari Ijma’ bahwa al-Qur’an yang diturunkan jumlahnya adalah satu, wallahu ‘alam. Diriwayatkan oleh Watsalah bin al-Asqa’ dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Shuhuf Nabi Ibrahim diturunkan pada awal bulan Ramadhan, Taurat pada tanggal berikutnya, Injil pada 13 Ramadhan dan al-Qur’an pada 24 Ramadhan. aku (al-Qurthubiy) berkata : pada hadits ini menunjukkan atas apa yang dikatakan oleh al-Hasan bahwa lailatul Qadr ada pada malam ke 24 Ramadhan, akan datang penjelasan tentang hal ini, InsyaAllah. Tentang firman Allah {al-Qur’an} merupakan nama bagi Kalamullah (Firman Allah ta’alaa) yang bermakna “yang dibaca”, dikatakan adalah mashdar dari “Qara’a – Yaqra’u – Qira’atun – wa Qur’anan yang bermakna “bacaan”.[5]

قوله تعالى: { الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ } سمي القرآن قرآنا لأنه يجمع السور والآي والحروف وجمع فيه القصص والأمر والنهي والوعد والوعيد. ... وروي عن مقسم عن ابن عباس: أنه سئل عن قوله عز وجل { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ } "إنا أنزلناه في ليلة القدر، وقوله: "إنا أنزلناه في ليلة مباركة"( 3-الدخان ) وقد نزل في سائر الشهور، وقال عز وجل: "وقرآنا فرقناه" فقال أنزل القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ في ليلة القدر من شهر رمضان إلى بيت العزة في السماء الدنيا، ثم نزل به جبريل عليه السلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم نجوما في ثلاث وعشرين سنة فذلك قوله تعالى "فلا أقسم بمواقع النجوم, قال داود بن أبي هند: قلت للشعبي: { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ } أما كان ينزل في سائر الشهور؟ قال: بلى، ولكن جبرائيل كان يعارض محمدا صلى الله عليه وسلم في رمضان ما نزل إليه فيحكم الله ما يشاء ويثبت ما يشاء، وينسيه ما يشاء.
“{al-ladziy unzila fiyhil Qur’an} al-Qur’an dinamakan dengan bacaan (Qur’anan) karena merupakan kumpulan dari surat-surat, ayat-ayat dan huruf dan juga kumpulan tentang kisah-kisah, perintah, larangan, janji dan balasan. …diriwayatkan dari Maqsum dari Ibnu ‘Abbas, bahwa ia ditanya tentang firman Allah {bulan Ramadhan yang dididalamnya diturunkan al-Qur;an} “sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam Kemulyaan”, dan firman Allah “sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi”, dan sungguh diturunkan diseluruh bulan, Allah berfirman : “dan al-Qur’an itu diturunkan dengan berangsung-angsur”, maka Ibnu ‘Abbas berkata, al-Qur’an yang diturunkan jumlahnya satu dari lauhul Mahfudz pada malam Qadr dibulan Ramadhan ke baitul Izzh di langit dunia, kemudian malaikat Jibril membawanya (menurunkannya) kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam secara terbagi-bagi selama 23 tahun, oleh karena itu Allah berfirman “maka Aku bersumpah dengan turunnya bagian-bagian al-Qur’an”. Daud bin Abu Hind berkata : aku katakan kepada Sya’bi :{bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan al-Qur’an} apakah menunjukkan bahwa al-Qur’an diturunkan pada seluruh bulan ? ia berkata : bukan demikian, tetapi malaikat Jibril menyampaikan kepada Rasulullah pada bulan Ramadhan tentang apa yang diturunkan kepadanya, maka Allah menghukumi apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki serta membiarkan apa yang dikehendaki”.[6]

{ الذي أنزل فيه القرآن } أي ابتدىء فيه إنزاله ، وكان ذلك ليلة القدر ، أو أنزل فيه جملة إلى سماء الدنيا ثم نزل منجما إلى الأرض ، أو أنزل في شأنه القرآن وهو قوله : { كتب عليكم الصيام } .
“{al-ladziy unzila fiyhil Qur’an} maksudnya permulaan diturunkannya al-Qur’an, yaitu pada malam kemulyaan (lailatul Qadr), diturunkan dibulan Ramadhan sebanyak satu jumlah ke langit dunia kemudian diturunkan secara terbagi-bagi ke bumi, atau diturunkan ayat yang dikehendaki dari al-Qur’an yaitu firman Allah {kutiba ‘alaykush shiyaam}.[7]

{ شهر رمضان الذى أنزل فيه القرآن } من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا في ليلة القدر
“{bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan al-Qur’an} dari lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam (lailatu) al-Qadr,”[8]

قوله : { أنزل فيه القرآن } قيل : أنزل من اللوح المحفوظ إلى سماء الدنيا ، ثم كان جبريل ينزل به نجما نجما . وقيل : أنزل فيه أوله ، وقيل : أنزل في شأنه القرآن . وهذه الآية أعم من قوله تعالى : { إنا أنزلناه فى ليلة القدر }. وقوله : { إنا أنزلناه فى ليلة مباركة } يعني : ليلة القدر .
“{diturunkan didalamnya al-Qur’an}, dikatakan : diturunkan dari lauhul Mahfudz ke langit dunia, kemudian malaikat Jibril menurunkannya bagian demi bagian, dikatakan : diturunkan didalamnya awal dari al-Qur’an, dikatakan : diturunkan apa yang diperlukan ari al-Qur’an. Dan ayat ini selaras dengan firman Allah {sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur’an pada malam al-Qadr}, dan firman Allah {sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur’an pada malam Mubarakah} yakni : lailatul Qadr.”.[9]

قوله تعالى : { الذي أُنزل فيه القرآن } فيه ثلاثة أقوال . أحدها : أنه أنزل القرآن فيه جملة واحدة ، وذلك في ليلة القدر إلى بيت العزة من السماء الدنيا ، قاله ابن عباس . والثاني : أن معناه : أنه أُنزل القرآن بفرض صيامه ، روي عن مجاهد ، والضحاك . والثالث : أن معناه : إن القرآن ابتدىء بنزوله فيه على النبي صلى الله عليه وسلم ، قاله ابن إسحاق ، وأبو سليمان الدمشقي
“{yang diturunkan didalamnya al-Qur’an}, dalam hal ini terdapat 2 qaul : pertama, al-Qur’an diturunkan dibulan Ramadhan jumlahnya satu, pada malam kemulyaan (lailatul Qadr) ke baitul Izzag di langit dunia, ini adalah qaul Ibnu ‘Abbas. kedua, al-Qur’an yang diturunkan adalah ayat wajibnya puasa, diriwayatkan oleh Mujahid dan ad-Dhahak. ketiga, permulaan al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, ini qaul Ibnu Ishaq dan Abi Sulaiman ad-Dimasyqiy”.[10]

وأما قوله:"الذي أنزل فيه القرآن"، فإنه ذكر أنه نزل في ليلة القدر من اللوح المحفوظ إلى سماء الدنيا، في ليلة القدر من شهر رمضان. ثم أنزل إلى محمد صلى الله عليه وسلم على ما أراد الله إنزاله إليه، كما: حدثنا أبو كريب قال، حدثنا أبو بكر بن عياش، عن الأعمش، عن حسان بن أبي الأشرس عن سعيد بن جبير، عن ابن عباس قال: أنزل القرآن جملة من الذكر في ليلة أربع وعشرين من رمضان، فجعل في بيت العزة - قال أبو كريب: حدثنا أبو بكر، وقال ذلك السدي. حدثني عيس بن عثمان قال، حدثنا يحيى بن عيسى، عن الأعمش، عن حسان، عن سعيد بن جبير قال: نزل القرآن جملة واحدة في ليلة القدر في شهر رمضان، فجعل في سماء الدنيا. حدثنا أحمد بن منصور قال، حدثنا عبد الله بن رجاء قال، حدثنا عمران القطان، عن قتادة، عن أبي المليح، عن واثلة، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:"نزلت صحف إبراهيم أول ليلة من شهر رمضان، وأنزلت التوراة لست مضين من رمضان، وأنزل الإنجيل لثلاث عشرة خلت، وأنزل القرآن لأربع وعشرين من رمضان. حدثني موسى قال، حدثنا عمرو قال، حدثنا أسباط، عن السدي:"شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن". أما"أنزل فيه القرآن"، فإن ابن عباس قال: شهر رمضان، والليلة المباركة ليلة القدر، فإن ليلة القدر هي الليلة المباركة، وهي في رمضان، نزل القرآن جملة واحدة من الزبر إلى البيت المعمور، وهو"مواقع النجوم" في السماء الدنيا حيث وقع القرآن، ثم نزل محمد صلى الله عليه وسلم بعد ذلك في الأمر والنهي وفي الحروب رسلا رسلا.
Firman Allah {al-ladziy unzila fihil Qur’an}, sesungguhnya telah dituturkan bahwasanya al-Qur’an diturunkan pada malam/lailatul Qadr dibulan dari lauhul Mahfudz ke langit dunia, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad shallalalhu ‘alayhi wa sallam sesuai apa yang Allah kehendaki untuk menurunkannya. sebagaimana : mengabarkan kepadaku Abu Karib, ia berkata : mengabarkan kepadaku Abu Bakar bin ‘Iyas, dari al-A’masy, dari Hasan bin Abi al-Asyras dari Sa’id bin Jabir, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : al-Qur’an diturunkan satu jumlah seperti yang dituturkan pada malam ke 24 Ramadhan, maka kemudian berada di baitul ‘Izzah. Abu Karib berkata : mengabarkan kepadaku Abu Bakar, dan ia berkata seperti itu juga penuturan as-Sadiy. Mengabarkan kepadaku ‘Iys bin Utsman, ia berkata, mengabarkan kepadaku Yahya bin ‘Isaa, dari al-A’masy, dari Hasan, dari Said bin Jubair, ia berkata : al-Qur’an diturunakan berjumlah satu pada malam/lailatul Qadr di bulan Ramadhan, kemudian diletakkan di langit dunia. Mengabarkan kepadaku Ahmad bin Masyhur, ia berkata, mengabarkan kepada Abdulla bin Raja’, ia berkata, mengabarkan kepadaku ‘Imran al-Qaththan dari Qatadah, dari Abi al-Milyah, dari Watsalah, dari Nabi shalllahu ‘alayhi wa sallam, beliau berkata : shuhuf Nabi Ibrahim diturunkan pada awal malam Ramadhan, Taurat pada malam berikutnya, Injil pada malam ke 13, dan al-Qur’an pada malam ke 24 Ramadhan. Mengabarkan kepadaku Musa, ia berkata, mengabarkan kepadaku Amru, ia berkata, mengabarkan kepadaku Asbath dari as-Sidiy : “Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan al-Qur’an”, adapun maksud “diturunkan didalamnya al-Qur’an”, sesungguhnya Ibnu ‘Abbas berkata : bulan Ramadhan, dan lailatul Mubarakah adalah malam kemulyaah (lailatul Qadr), maka sesungguhnga lailatul Qadr adalah malam yang diberkahi, dan itu pada bulan Ramadhan, dimana al-Qur’an yang diturunkan berjumlah satu ke baitul Ma’mur, dan itu adalah “Mauqu’ al-Najum (tempat pembagian)” yang berada di langit dunia yang merupakan tempat al-Qur’an, kemudian diturunkan kepada Nabi tentang perintah-perintah, larangan-larangan dan tentang peperangan bagian demi bagian”.[11]

حدثنا ابن المثنى قال، حدثنا عبد الأعلى قال، حدثنا داود، عن عكرمة، عن ابن عباس، قال: أنزل القرآن كله جملة واحدة في ليلة القدر في رمضان، إلى السماء الدنيا، فكان الله إذا أراد أن يحدث في الأرض شيئا أنزله منه، حتى جمعه.
“Mengabarkan kepadaku Ibnu al-Matsna, ia berkata, mengabarkan kepadaku Abul A’laa, ia berkata, mengabarkan kepadaku Daud dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : al-Qur’an diturunkan seluruhnya berjumlah satu pada malam/lailatul Qadr dibulan Ramadhan, ke langit dunia, kemudian apabila Allah hendak mengabarkannya ke bumi maka diturunkan bagian dari al-Qur’an, sampai semuanya terkumpul”.

Seperti itulah beberapa nukilan dari beberapa kitab tafasir dan al-Qur’an yang diturunkan tidak lain adalah sebagai petunjuk bagi manusia (hudaan linnaas), penjelas tentang penutunjuk (bayyinat minal hudaa) dan sebagai al-Furqan (pembeda). Imam al-Baghawiy menuturkan,

قوله تعالى: { هُدًى لِلنَّاسِ } من الضلالة، وهدى في محل نصب على القطع لأن القرآن معرفة وهدى نكرة { وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى } أي دلالات واضحات من الحلال والحرام والحدود والأحكام { وَالْفُرْقَان } أي الفارق بين الحق والباطل.
“frasa Firman Allah {hudaan lin-naasi} adalah petunjukan dari kesesatan, hudaa berada di mahal (tempatnya) nashab secara terputus, karena lafadz al-Qur’an adalah ma’rifat sedangkan Hudaa adalah nakirah, {penjelas tentang pentunjuk} maksudnya dalil-dalil dan idhhat tentang halal haram, hudud dan hukum-hukum lainnya, {al-Furqan } maksudnya adalah pembeda/pemisah antara yang hal dan bathil.

Imam al-Qurthubiy juga menuturkan,

قوله تعالى : {هُدىً لِلنَّاسِ} "هدى" في موضع نصب على الحال من القرآن ، أي هاديا لهم. {وَبَيِّنَاتٍ} عطف عليه. و {الْهُدَى} الإرشاد والبيان ، كما تقدم أي بيانا لهم وإرشادا. والمراد القرآن بجملته من محكم ومتشابه وناسخ ومنسوخ ، ثم شرف بالذكر والتخصيص البينات منه ، يعني الحلال والحرام والمواعظ والأحكام. "وبينات" جمع بينة ، من بان الشيء يبين إذا وضح. {وَالْفُرْقَانَ} ما فرق بين الحق والباطل ، أي فصل ، وقد تقدم
“{hudan linnaasi}, lafadz “hudaa” berada para tempatnya nashab sebagai hal dari lafadz al-Qur’an, yang bermakna hidayah (petunjuk) bagi mereka, lafadz {bayyinatin} athaf ‘alayh. dan {al-hudaa} adalah petunjuk dan penjelasan, sebagaimana sebelumnya yaitu sebagai penjelasan bagi mereka dan juga sebagai pentunjuk. dan yang dimaksud adalah al-Qur’an secara keseluruhan seperti ayat-ayat muhkamat, mutasyabihat, nashikh dan mansukh, kemudian setelah dikaji dan lebih dikhususkan penjelasannya maka yang dimaksud adalah tentang halal haram, nasehat-nesahat dan hukum-hukum . Adapun “bayyinaatin” jama’ dari kata “bayyinatun”.., {al-Furqan} maksudnya adalah sesuatu pembeda antara yang haq dan yang bathil, yaitu sebuah pemisah, dan sungguh penjelasannya telah berlalu”"

Tulisan tidak tuntas, Wallahu A’lam.

Catatan kaki :

[1] Imam al-Qurthubiy (w. 671 H), al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an (2/290), Dar ‘Alam al-Kitab, Riyadl – Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su’udiyyah, th 1423 H/2003 M.
[2] Imam al-Baghawiy (w. 516 H), Ma’alimut Tanzil (1/198).
[3] Imam al-Qurthubiy, idem (4/190) ; Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam (1/196) dan dll.
[4] Imam ath-Thabariy (w. 310 H), Jami’ al-Bayan fiy Ta’wilil Qur’an (3/444), penerbit : Muassasah ar-Risalah, Cet. I th. 1420 H/2000 M.
[5] Imam al-Qurthubiy, idem (2/297).
[6] Imam al-Baghawiy (w. 516 H), idem (1/199).
[7] Imam al-Baidlawiy, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil (1/220).
[8] Imam as-Suyuthiy wa al-Mahalliy, al-Jalalain (1/191).
[9] Imam asy-Syaukaniy, Fathul Qadir (1/238)
[10] Imam Ibnu al-Jauziy, Zaul Masir (1/174).
[11] Imam ath-Thabari, idem (3/445-446)

1 Response to "Syahru Ramadhana al-Ladziy Unzila fiyhil-Qur’an"

Posting Komentar

Media Islam

Thariqat Sarkubiyah

NU Online