Takbiratul Ikhram adalah takbir di permulaan shalat. Sedangkan takbir intiqal adalah takbir yang menunjukan perpindahan dari satu rukun ke rukun yang lainnya.
Takbiratul ikhram artinya takbir yang menjadi sebab atas keharaman apa2 yang tadinya halal ketika belum takbir, seperti makan dan minum umpamanya, adalah halal sebelum takbir memulai shalat (Takbiratul ikhram), tetapi setelah takbir menjadi haram. Berbicara, yang tadinya halal, maka setelah takbir menjadi haram.
Dalam Hisyiatul Bajuri juz I:
Dalam Fatkhul Mu’in juz I:
Dalam Fathul Mu’in :
Takbiratul ikhram artinya takbir yang menjadi sebab atas keharaman apa2 yang tadinya halal ketika belum takbir, seperti makan dan minum umpamanya, adalah halal sebelum takbir memulai shalat (Takbiratul ikhram), tetapi setelah takbir menjadi haram. Berbicara, yang tadinya halal, maka setelah takbir menjadi haram.
Dalam Hisyiatul Bajuri juz I:
(قوله وتكبيرة الاحرام) أى تكبيرة سبب فى تحريم ماكان حلالا له قبل كالأكل والشرب ونحويهما.
(Perkataan Syarih: dan takbiratul ikhram) artinya takbir yang menjadi sebab tentang haramnya sesuatu yang tadinya halal baginya sebelum takbir, seperti makan, minum, dan selainnya.
Dalam Fatkhul Mu’in juz I:
(و) ثانيها : (تكبيرتحرم) ، للخبرالمتفق عليه : اذاقمت الى الصلاة فكبر!
سمي بذلك ، لان المصلى يحرم عليه به ماكان حلالاله قبله من مفسدات الصلات.
(Dan) yang kedua : (takbir taharrum), berdasar hadits yang telah disepakati : Bila kamu melakukan shalat, bertakbirlah!. Takbir ini dinamakan dengan “Takbir Taharrum”, sebab setelah bertakbir orang yang shalat haram melakukan beberapa hal yang sebelumnya halal ia lakukan, yaitu perbuatan-perbuatan yang membatalkan shalat.
Dalam Fathul Mu’in :
(و) يسن لمنفردوامام ومأموم : (تكبيرفي كل خفض ورفع) للاتباع.
(لا) في رفع (من ركوع) ، بل يرفع منه قائلا : سمع الله لمن حمده.
(Dan) sunnah bagi orang yang shalat munfarid, imam, dan ma’mum (takbir setiap turun dan bangun kembali) sebagai ittiba’. (Kecuali) saat bangkit (dari ruku’), cukup bangun kembali dengan membaca : سمع الله لمن حمده (Allah mendengar orang yang memuji-NYA).
Oleh : al-Akh Ayi Yuniar Hafidhahullah
0 Response to "Takbir al-Ihram dan Takbir Intiqal"
Posting Komentar