Kalangan wahabi (Ahlul Wahabi) mengatakan :
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin (ulama wahabi)berkata: "Kemudian muncul juga kelompok yang lain, dan mereka menyebut dirinya Asy'ariyah. Mereka mengingkari sebagian sifat Allah dan menetapkan sebagian yang lain. Mereka menetapkan sifat-sifat tersebut berdasar kepada akal. Maka tidak diragukan lagi bahwa hal itu merupakan bid'ah dan perkara baru dalam agama Islam" (Ensiklopedia Bid'ah, hal. 140).
Syekh Muhammad bin Musa Alu Nashr (ulama Wahabi) berkata: "Tetapi, apakah Asya'irah dan Maturidiyah itu Ahlussunnah, ataukah mereka termasuk Ahli Kalam? Hakikatnya, mereka ini termasuk Ahli Kalam. Mereka bukan termasuk Ahlussunnah, walaupun mereka ahlul-millah, ahli qiblah (umat Islam). Dikarenakan al-Asya'irah dan Maturidiyah itu menyelisihi Ahlussunnah Wal-Jama'ah" ( lihat Majalah As-Sunnah, edisi 01/tahun XII, April 208, hal. 35).
Sementara kalangan Ulama agung Ahlussunnah tentang Al-Asya'irah mengatakan ;
Ibn Taymiah dalam menuturkan tentang Asy’ariyyah, pernah berkata :
al-Imam ash-Sakhawi juga mengatakan dalam kitab Al-Maqashid Al-Hasanah, sebagai berikut ;
Imam Tajuddin As-Subki
Imam Jalal ad-Dawaniy
Imam al-Baihaqiy
Imam Izz bin Abdussalam
Imam Ibnu 'Abidin
SIAPA SESUNGGUHNYA GOLONGAN AL-ASYA'IRAH ?
Penjelasan dari As-Sayyid Muhammad bin 'Alawi al-Maliki al-Hasani :
Banyak kaum muslimin jahil (tidak mengetahui) mengenai madzhab al-‘Asya’irah (kelompok ulama pengikut madzhab Imam Abul Hasan al-Asy’ari) dan tidak mengetahui siapakah mereka, serta metode mereka dalam bidang aqidah. Karena ketidak tahuan itu, ada sebagian dari kaum Muslimin, tidak berhati-hati, melemparkan tuduhan bahwa golongan Asya’irah sesat atau telah keluar dari Islam dan mulhid (menyimpang dari kebenaran) di dalam memahami sifat-sifat Allah.
Kejahilan terhadap madzhab al-Asya’irah ini adalah faktor retaknya kesatuan golongan Ahlus Sunnah dan terpecah-pecahnya kesatuan mereka, sehingga sebagian golongan yang jahil memasukkan al-Asya’irah dalam kelompok golongan yang sesat . Saya tidak tahu, mengapa golongan yang beriman dan golongan yang sesat disamakan ? Dan bagaimana golongan Ahl as-Sunnah dan golongan ekstrim mu’tazilah (Jahmiyyah) disamakan?
Al-Asya’irah adalah para pemimpin ulama yang membawa petunjuk dari kalangan ulama muslimin yang ilmu mereka memenuhi bagian timur dan barat dunia dan disepakati oleh manusia sepakat atas keutamaan, keilmuan dan keagamaan mereka. Mereka adalah tokoh-tokoh besar ulama Ahlussunnah berwibawa tinggi yang berdiri teguh menentang kecongkaan dan kesombongan golongan Mu’tazilah.
Dalam menuturkan tentang golongan Al-Asya’irah, Ibnu Taimiyyah berkata:
Sesungguhnya mereka (penganut madzhab al-Asya’irah) terdiri dari tokoh-tokoh hadits (Muhadditsin), para Ahli fiqih dan para Ahlitafsir dari kalangan tokoh Imam-imam yang utama (yang menjadi panutan dan sandaran para ulama lain) seperti :
-] Syaikhul Islam Ahmad ibn Hajar al-‘Asqalani رحمه الله, tokoh hadits yang tidak dipertikaikan lagi sebagai gurunya para ahli hadits, penyusun kitab Fathul Baari ‘ala Syarhil Bukhaari. Bermazhab Asya’irah. Karyanya sentiasa menjadi rujukan para ulama’.
-] Syaikhul Ulama Ahl as-Sunnah, al-Imam an-Nawaawi رحمه الله, penyusun Syarh Shahih Muslim, dan penyusun banyak kitab yang masyhur. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Mufassirin al-Imam al-Qurthubi رحمه الله penyusun tafsir al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haithami رحمه الله, penyusun kitab az-Zawaajir ‘an al-Iqtiraaf al-Kabaa’ir. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Fiqh wal Hadits al-Imam al-Hujjah wa ats-Tsabat Zakaaria al-Anshari رحمه الله Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Al-Imam Abu Bakar al-Baaqilani رحمه الله
-] Al-Imam al-Qashthalani رحمه الله
-] Al-Imam an-Nasafi رحمه الله
-] Al-Imam asy-Syarbini رحمه الله
-] Abu Hayyan an-Nahwi رحمه الله, penyusun tafsir al-Bahr al-Muhith.
-] Al-Imam Ibn Juza رحمه الله, penyusun at-Tashil fi ‘Uluumittanziil.
-] Dan lain sebagainya, yang kesemua merupakan tokoh-tokoh Ulama ‘Asya’irah.
Seandainya kita menghitung jumlah ulama besar dari Ahli Hadits, Ahli Tafsir dan Ahli Fiqh yang bermazhab al-Asya’irah, maka tidak mungkin mampu untuk dilakukan dan kita memerlukan beberapa jilid buku untuk merangkai nama para ulama besar yang ilmu mereka memenuhi wilayah timur dan barat bumi. Adalah salah satu kewajiban kita untuk berterimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dan mengakui keutamaan orang-orang yang berilmu dan memiliki kelebihan yakni para tokoh ulama, yang telah menabur khidmat mereka kepada syari’at Sayyid Para Rasul, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam.
Darimana lahi kebaikan yang kita harapkan sekiranya kita melemparkan tuduhan menyimpang daripada kebenaran dan sesat kepada para ulama besar kita dan para salafus sholeh ? Bagaimana Allah akan membukakan mata hati kita untuk mengambil manfaat dari ilmu-ilmu mereka setelah kita beri’tiqad bahwa mereka berada dalam keraguan dan menyimpang dari jalan Islam ???.
Sungguh saya ingin mengatakan: “Adakah ulama masakini dari kalangan Doktor [penyandang ijazah PhD] dan cerdik pandai, mampu melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dan Al-Imam An-Nawawi رحمهماالله dalam berkhidmat terhadap Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang suci ? Adakah kita mampu untuk memberi khidmat terhadap Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم sebagaimana yang dilakukan oleh kedua-dua ulama besar ini ? Semoga Allah memberikan karunia kepada mereka rahmat serta keridhaan-Nya. Lalu bagaimana kita bisa menuduh mereka berdua telah sesat dan juga para ulama al-Asya’irah yang lain, padahal kita memerlukan ilmu-ilmu mereka ?
Dan bagaimana kita bisa mengambil ilmu dari mereka jika mereka didalam kesesatan ? Padahal Al-Imam Ibnu Sirin رحمه الله pernah berkata :
Apakah tidak cukup bagi orang yang tidak sependapat dengan para Imam di atas, untuk mengatakan, “Mereka rahimahullah telah berijtihad dan mereka salah dalam menafsirkan sifat-sifat Allah. Maka yang lebih baik adalah tidak mengikuti metode mereka.” Sebagai pengganti dari ungkapan kita yang telah menuduh mereka menyimpang dan sesat lalu kita marah atas orang yang mengkategorikan mereka sebagai Ahlussunnah.
Dan seandainya Al-Imam an-Nawawi, Al-‘Asqalani, Al-Qurthubi, Al-Fakhrurrazi, Al-Haithami dan Zakaria Al-Anshari dan ulama berwibawa yang lain tidak dikategorikan sebagai Ahlussunnah Wal Jama’ah, lalu siapakah lagi yang termasuk Ahlussunnah Wal Jama’ah ?.
Sungguh, dengan tulus kami mengajak semua pendakwah dan mereka yang bergiat di medan dakwah Islam agar bertaqwa kepada Allah dalam urusan ummat Muhammad صلى الله عليه وسلم, khususnya terhadap tokoh-tokoh ulama dan para fuqaha’nya. Karena, ummat Muhammad صلى الله عليه وسلم senantiasa berada dalam kebaikan hingga hari kiamat. Dan tidak ada kebaikan bagi kita jika tidak mengakui kedudukan dan keutamaan para Ulama kita sendiri.
Al-Asya’irah adalah pengikut Imam Abu Hasan al-Asy'ari yang mempunyai jasa yang besar dalam membersihkan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah daripada kekeruhan yang dicetuskan oleh golongan Mu'tazilah. Kebanyakan pendukung dan Ulama besar umat ini adalah dari golongan al-Asya’irah. Sedangkan golongan yang memperdebatkan mereka ini sama sekali mencapai secarik buku mereka pun dari segi ilmu, wara' dan taqwa.
Di antara ulama Al-Asya’irah ialah: Imam Al-Haramain, Imam al-Ghazali, al-Hafidz Ibn Hajar al-'Asqalani, Imam Fakhruddin ar-Razi dan sebagainya. Apakah dosa yang telah mereka lakukan ? Adakah karena mereka bersunggung-sungguh untuk membuat bantahan atas kekeliruan yang ditimbulkan oleh golongan Musyabbihah yang berhubungan dengan Dzat Allah ? Golongan Musyabbihah ini mencoba untuk menetapkan bahwa Allah Ta’ala mempunyai jisim melalui ayat-ayat Mutasyabihat dan hadits-hadits yang menyatakan secara dzahirnya bahwa Allah mempunyai tangan, mata, siku, jari-jari dan sebagainya. -Selesai.
ULAMA-ULAMA BERMADZHAB AL-ASYA'IRAH
::: Peringkat Pertama : Dari Kalangan Murid Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari
* Abu Abdullah bin Mujahid Al-Bashri
* Abu Al-hasan Al-Bahili Al-Bashri
* Abu Al-Hasan Bandar bin Al-Husein Al-Syirazi As-Sufi
* Abu Muhammad At-Thobari Al-‘Iraqi
* Abu Bakr Al-Qaffal As-Syasyi
* Abu Sahl As-So’luki An-Naisaburi
* Abu Yazid Al-Maruzi
* Abu Abdillah bin Khafif As-Syirazi
* Abu Bakr Al-Jurjani Al-Isma’ili
* Abu Al-Hasan Abdul ‘Aziz At-Thobari
* Abu Al-Hasan Ali At-Thobari
* Abu Ja’far As-Sulami Al-Baghdadi
* Abu Abdillah Al-Asfahani
* Abu Muhammad Al-Qursyi Al-Zuhri
* Abu Bakr Al-Bukhari Al-Audani
* Abu Al-Manshur bin Hamsyad An-Naisaburi
* Abu Al-Husein bin Sam’un Al-Baghdadi
* Abu Abdul Rahman As-Syaruthi Al-Jurjani
* Abu Ali Al-Faqih Al-Sarkhosyi
::: Peringkat Kedua,
* Abu Sa’ad bin Abi Bakr Al-Isma’ili Al-Jurjani
* Abu Thayyib bin Abi Sahl As-So’luki An-Naisaburi
* Abu Al-Hasan bin Daud Al-Muqri Al-Darani Ad-Dimasyqi
* Al-Qodhi Abu Bakr bin At-Thoyyib bin Al-Baqillani
* Abu ‘Ali Ad-Daqqaq An-Naisaburi (guru Imam Al-Qusyairi)
* Al-Hakim Abu Abdillah bin Al-Bai’e An-Naisaburi
* Abu Manshur bin Abi Bakr Al-Isma’ili
* Al-Ustaz Abu Bakr Furak Al-Isfahani
* Abu Sa’ad bin Uthman Al-Kharkusyi
* Abu Umar Muhammad bin Al-Husein Al-Basthomi
* Abu Al-Qasim bin Abi Amr Al-Bajli Al-Baghdadi
* Abu Al-Hasan bin Maysazah Al-Isfahani
* Abu Tholib bin Al-Muhtadi Al-Hasyimi
* Abu Mu’ammar bin Abi Sa’ad Al-Jurjani
* Abu Hazim Al-‘Abdawi An-Naisaburi
* Al-Ustaz Abu Ishaq Al-Isfara’ini
* Abu ‘Ali bin Syazan Al-Baghdadi
* Abu Nu’aim Al-Hafiz Al-Isfahani
* Abu Hamid Ahmad bin Muhammad Al-Istawa’ie Ad-Dalwi
::: Peringkat ketiga,
* Abu Al-Hasan As-Sukri Al-Baghdadi
* Abu Manshur Al-Ayyubi An-Naisaburi
* Abu Muhammad Abdul Wahab Al-Baghdadi
* Abu Al-Hasan An-Na’imi Al-Bashri
* Abu Thohir bin Khurasah Ad-Dimasyqi
* Al-Ustaz Abu Manshur An-Naisaburi
* Abu Dzar Al-Haraqi Al-Hafiz
* Abu Bakr Ad-Dimsyaqi (Ibn Al-Jurmi)
* Abu Muhammad Al-Juwaini (ayahnda Imam Al-Haramain Al-Juwaini)
* Abu Al-Qasim bin Abi Uthman Al-Hamdani
* Abu Ja’far As-Samnani
* Abu Hatim At-Thobari Al-Qozwini
* Abu Al-Hasan Rasya bin Nazhif Al-Muqri
* Abu Muhammad Al-Isfahani (Ibn Al-Laban)
* Abu Al-Fath Salim bin Ayyub Al-Razi
* Abu Abdillah Al-Khobazi Al-Muqri
* Abu Al-Fadhl bin ‘Amrus Al-Baghdadi Al-Maliki
* Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Isfarayini
* Al-Hafiz Abu Bakr Al-Baihaqi (pemilik Al-Asma’ wa As-Sifat)
::: Peringkat keempat,
* Abu Bakr Al-Khatib Al-Baghdadi
* Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
* Abu ‘Ali bin Abi Harishoh Al-Hamdani Ad-Dimasyqi
* Abu Al-Muzhoffar Al-Isfara’ini
* Abu Ishaq Ibrahim bin ‘Ali As-Syirazi
* Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini
* Abu Al-Fath Nasr bin Ibrahim Ad-Dimasyqi
* Abu Abdillah At-Thobari
::: Peringkat kelima,
* Abu Al-Muzoffar Al-Khowafi
* Al-Imam Abu Al-Hasan At-Thobari (Balika Al-Harrasi)
* Hujjatul Islam Al-Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali
* Al-Imam Abu Bakr Al-Syasyi
* Abu Al-Qashim Al-Anshori An-Naisaburi
* Al-Imam Abu Nasr bin Abi Al-Qasim Al-Qusyairi
* Al-Imam Abu ‘Ali Al-Hasan bin Sulaiman Al-Isbahani
* Abu Sa’id As-ad bin Abi Nashr bin Al-Fadhl Al-‘Umri
* Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Uthmani Ad-Dibaji
* Al-Qadhi Abu Al-‘Abbas Ahmad bin Salamah (Ibn Al-Ratbi)
* Al-Imam Abu Abdillah Al-Farawi
* Imam Abu Sa’ad Isma’il bin Ahmad An-Naisaburi Al-Karmani
* Imam Abu Al-Hasan Al-Sulami Ad-Dimasyqi
* Imam Abu Manshur Mahmud bin Ahmad Masyazah
* Abu Al-Fath Muhammad bin Al-Fadhl bin Muhammad Al-Isfara’ini
* Abu Al-Fath Nasrullah bin Muhammad Al-Mashishi
::: Peringkat keenam,
* Al-Imam Fakhruddin Al-Razi (pemilik At-Tafsir Al-Kabir dan Asas At-Taqdis)
* Imam Saifullah Al-Amidi (empunya Abkar Al-Afkar)
* Sulton Al-Ulama’ Izzuddin bin Abdil Salam
* Sheikh Abu ‘Amr bin Al-Hajib
* Sheikhul Islam Izzuddin Al-Hushairi Al-Hanafi (pemilik At-Tahsil wal Hashil)
* Al-Khasru Syahi
::: Peringkat ketujuh,
* Sheikh Taqiyuddin Ibn Daqiq Al-‘Idd
* Sheikh ‘Ala’uddin Al-Baji
* Al-Imam Al-Walid Taqiyuddin Al-Subki (murid Sheikh Abdul Ghani An-Nablusi)
* Sheikh Shofiyuddin Al-Hindi
* Sheikh Shadruddin bin Al-Marhal
* Sheikh Zainuddin
* Sheikh Shodruddin Sulaiman Abdul Hakam Al-Maliki
* Sheikh Syamsuddin Al-Hariri Al-Khatib
* Sheikh Jamaluddin Az-Zamlakani
* Sheikh Jamaluddin bin Jumlah
* Sheikh Jamaluddin bin Jamil
* Qodhi Al-Quddho Syamsuddin As-Saruji Al-Hanafi
* Al-Qadhi Syamsuffin bin Al-Hariri
* Al-Qodhi ‘Addhuddin Al-Iji As-Syirazi (pemilik kitab Al-Mawaqif fi Ilm Al-Kalam)
::: Dan sebagainya… Nafa’anaLlahu bi ulumihim wa barakatihim.. amin…..... [Selesai nukilan].
Lihatlah, sesungguhnya Al-Asyairah diikuti oleh jumlah yang sangat besar dari para 'ULAMA'. Apakah mereka semua ini sesat jika ada pihak mengatakan golongan Al-Asyairah sesat ? Pikirkanlah...dan bagaimana pula dengan golongan-golongan yang lainnya, apakah ada aliran mereka yang mampu melahirkan para ULAMA' seperti Al-Asyairah? Wallahu 'alam..
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin (ulama wahabi)berkata: "Kemudian muncul juga kelompok yang lain, dan mereka menyebut dirinya Asy'ariyah. Mereka mengingkari sebagian sifat Allah dan menetapkan sebagian yang lain. Mereka menetapkan sifat-sifat tersebut berdasar kepada akal. Maka tidak diragukan lagi bahwa hal itu merupakan bid'ah dan perkara baru dalam agama Islam" (Ensiklopedia Bid'ah, hal. 140).
Syekh Muhammad bin Musa Alu Nashr (ulama Wahabi) berkata: "Tetapi, apakah Asya'irah dan Maturidiyah itu Ahlussunnah, ataukah mereka termasuk Ahli Kalam? Hakikatnya, mereka ini termasuk Ahli Kalam. Mereka bukan termasuk Ahlussunnah, walaupun mereka ahlul-millah, ahli qiblah (umat Islam). Dikarenakan al-Asya'irah dan Maturidiyah itu menyelisihi Ahlussunnah Wal-Jama'ah" ( lihat Majalah As-Sunnah, edisi 01/tahun XII, April 208, hal. 35).
Sementara kalangan Ulama agung Ahlussunnah tentang Al-Asya'irah mengatakan ;
إِذَا أُطْلِقَ أَهْلُ السُّنَّةِ فَالْمُرَادُ بِهِ اْلأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ (إتحاف سادات المتقين، محمد الزبدي، ج. 2، ص. 6)
"Apabila disebut nama Ahlussunnah secara umum, maka maksudnya adalah Asya'irah (para pengikut faham Abul Hasan al-Asy'ari) dan Maturidiyah (para pengikut faham Abu Manshur al-Maturidi" (Ithaf Sadat al-Muttaqin, Muhammad Az-Zabidi, juz 2, hal. 6.).وأما حكمه على الإطلاق وهو الوجوب فمجمع عليه في جميع الملل وواضعه أبو الحسن الأشعري وإليه تنسب أهل السنة حتى لقبوا بالأشاعرة (الفواكه الدواني، أحمد النفراوي المالكي، دار الفكر، بيروت، 1415، ج: 1 ص: 38)
"Adapun hukumnya (mempelajari ilmu aqidah) secara umum adalah wajib, maka telah disepakati ulama pada semua ajaran. Dan penyusunnya adalah Abul Hasan Al-Asy'ari, kepadanyalah dinisbatkan (nama) Ahlussunnah sehingga dijuluki dengan Asya'irah (pengikut faham Abul Hasan al-Asy'ari)" (Al-Fawakih ad-Duwani, Ahmad an-Nafrawi al-Maliki, Dar el-Fikr, Beirut, 1415, juz 1, hal. 38).كذلك عند أهل السنة وإمامهم أبي الحسن الأشعري وأبي منصور الماتريدي (الفواكه الدواني ج: 1 ص: 103)
"Begitu pula menurut Ahlussunnah dan pemimpin mereka Abul Hasan al-Asy'ari dan Abu Manshur al-Maturidi" (Al-Fawakih ad-Duwani, juz 1 hal. 103)وأهل الحق عبارة عن أهل السنة أشاعرة وماتريدية أو المراد بهم من كان على سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم فيشمل من كان قبل ظهور الشيخين أعني أبا الحسن الأشعري وأبا منصور الماتريدي (حاشية العدوي، علي الصعيدي العدوي، دار الفكر، بيروت، 1412 ج. 1، ص. 151)
"Dan Ahlul-Haqq (orang-orang yang berjalan di atas kebenaran) adalah gambaran tentang Ahlussunnah Asya'irah dan Maturidiyah, atau maksudnya mereka adalah orang-orang yang berada di atas sunnah Rasulullah Saw., maka mencakup orang-orang yang hidup sebelum munculnya dua orang syaikh tersebut, yaitu Abul Hasan al-Asy'ari dan Abu Manshur al-Maturidi" (Hasyiyah Al-'Adwi, Ali Ash-Sha'idi Al-'Adwi, Dar El-Fikr, Beirut, 1412, juz 1, hal. 105).والمراد بالعلماء هم أهل السنة والجماعة وهم أتباع أبي الحسن الأشعري وأبي منصور الماتريدي رضي الله عنهما (حاشية الطحطاوي على مراقي الفلاح، أحمد الطحطاوي الحنفي، مكتبة البابي الحلبي، مصر، 1318، ج. 1، ص. 4)
"Dan yang dimaksud dengan ulama adalah Ahlussunnah Wal-Jama'ah, dan mereka adalah para pengikut Abul Hasan al-Asy'ari dan Abu Manshur al-Maturidi radhiyallaahu 'anhumaa (semoga Allah ridha kepada keduanya)" (Hasyiyah At-Thahthawi 'ala Maraqi al-Falah, Ahmad At-Thahthawi al-Hanafi, Maktabah al-Babi al-Halabi, Mesir, 1318, juz 1, hal. 4).Ibn Taymiah dalam menuturkan tentang Asy’ariyyah, pernah berkata :
والعلماء أنصار علوم الدين والأشاعرة أنصار أصول الدين – الفتاوى الجزء الرابع
“Para Ulama adalah pembela ilmu-ilmu agama dan Al-Asya'irah adalah pembela ushul (dasar-dasar) agama" (Al-Fatawa, Juz 4)al-Imam ash-Sakhawi juga mengatakan dalam kitab Al-Maqashid Al-Hasanah, sebagai berikut ;
ولقد وصف رسول الله ‘ الفرقة النـاجية بأنهم السواد الأعظم من الأمة، وهذا الوصف منطبق على الأشاعرة والماتريدية وأصحاب الحديث، إذ هم غالب أمة الإسلام، والمنفي عنهم الاجتماع على الضلالة بنص الحديث المشهور (لا تجتمع أمتـي علـى الضلالة
Imam Tajuddin As-Subki
قال الإمام تاج الدين السبكي رحمه الله تعالى (إتحاف السادة المتقين 2/6):
اعلم أن أهل السنة والجماعة كلهم قد اتفقوا على معتقد واحد فيما يجب ويجوز ويستحيل، وإن اختلفوا في الطرق والمبادئ الموصلة لذلك، أو في لِميّة([2]) ما هنالك، وبالجملة فهم بالاستقراء ثلاث طوائف:
الثانية: أهل النظر العقلي والصناعة الفكرية، وهم الأشعرية والحنفية، وشيخ الأشعرية أبو الحسن الأشعري، وشيخ الحنفية أبو منصور الماتريدي
اعلم أن أهل السنة والجماعة كلهم قد اتفقوا على معتقد واحد فيما يجب ويجوز ويستحيل، وإن اختلفوا في الطرق والمبادئ الموصلة لذلك، أو في لِميّة([2]) ما هنالك، وبالجملة فهم بالاستقراء ثلاث طوائف:
الثانية: أهل النظر العقلي والصناعة الفكرية، وهم الأشعرية والحنفية، وشيخ الأشعرية أبو الحسن الأشعري، وشيخ الحنفية أبو منصور الماتريدي
Imam Jalal ad-Dawaniy
وقال الإمام الجلال الدواني رحمه الله تعالى (شرح العقائد العضدية 1/ 34)
الفرقة الناجية، وهم الأشاعرة أي التابعون في الأصـول للشيخ أبي الحسـن
الفرقة الناجية، وهم الأشاعرة أي التابعون في الأصـول للشيخ أبي الحسـن
Imam al-Baihaqiy
ال الإمام البيهقي : " إن أبا الحسن الأشعري رحمه الله لم يحدث في دين الله حَدَثا ، ولم يأت فيه ببدعة ، بل أخذ أقاويل الصحابة والتابعين ومن بعدهم من الأئمة في أصول الدين فنصرها بزيادة وشرح وتبيين".
Imam Izz bin Abdussalam
وذكر العز بن عبد السلام أن عقيدة الأشعري أجمع عليها الشافعية والمالكية والحنفية وفضلاء الحنابلة ووافقه على ذلك من أهل عصره شيخ المالكية في زمانه أبو عمرو بن الحاجب وشيخ الحنفية جمال الدين الحصيري وأقره على ذلك التقي السبكي .
ويقول تاج الدين السبكي: وهؤلاء الحنفية والشافعية والمالكية وفضلاء الحنابلة في العقائد يد واحدة كلهم على رأي أهل السنة والجماعة يدينون لله تعالى بطريق شيخ السنّة أبي الحسن الأشعري رحمه الله. ثم يقول: وبالجملة عقيدة الأشعري هي ما تضمنته عقيدة أبي جعفر الطحاوي التي تلقاها علماء المذاهب بالقبول ورضوها عقيدة.
ويقول تاج الدين السبكي: وهؤلاء الحنفية والشافعية والمالكية وفضلاء الحنابلة في العقائد يد واحدة كلهم على رأي أهل السنة والجماعة يدينون لله تعالى بطريق شيخ السنّة أبي الحسن الأشعري رحمه الله. ثم يقول: وبالجملة عقيدة الأشعري هي ما تضمنته عقيدة أبي جعفر الطحاوي التي تلقاها علماء المذاهب بالقبول ورضوها عقيدة.
Imam Ibnu 'Abidin
وقال الفقيه الحنفي ابن عابدين في حاشيته: " أهل السنة والجماعة وهم الأشاعرة والماتريدية".
SIAPA SESUNGGUHNYA GOLONGAN AL-ASYA'IRAH ?
Penjelasan dari As-Sayyid Muhammad bin 'Alawi al-Maliki al-Hasani :
Banyak kaum muslimin jahil (tidak mengetahui) mengenai madzhab al-‘Asya’irah (kelompok ulama pengikut madzhab Imam Abul Hasan al-Asy’ari) dan tidak mengetahui siapakah mereka, serta metode mereka dalam bidang aqidah. Karena ketidak tahuan itu, ada sebagian dari kaum Muslimin, tidak berhati-hati, melemparkan tuduhan bahwa golongan Asya’irah sesat atau telah keluar dari Islam dan mulhid (menyimpang dari kebenaran) di dalam memahami sifat-sifat Allah.
Kejahilan terhadap madzhab al-Asya’irah ini adalah faktor retaknya kesatuan golongan Ahlus Sunnah dan terpecah-pecahnya kesatuan mereka, sehingga sebagian golongan yang jahil memasukkan al-Asya’irah dalam kelompok golongan yang sesat . Saya tidak tahu, mengapa golongan yang beriman dan golongan yang sesat disamakan ? Dan bagaimana golongan Ahl as-Sunnah dan golongan ekstrim mu’tazilah (Jahmiyyah) disamakan?
أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
"Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ?, Atau adakah kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan ?" (QS. Al-Qalam : 35 - 36)مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
Al-Asya’irah adalah para pemimpin ulama yang membawa petunjuk dari kalangan ulama muslimin yang ilmu mereka memenuhi bagian timur dan barat dunia dan disepakati oleh manusia sepakat atas keutamaan, keilmuan dan keagamaan mereka. Mereka adalah tokoh-tokoh besar ulama Ahlussunnah berwibawa tinggi yang berdiri teguh menentang kecongkaan dan kesombongan golongan Mu’tazilah.
Dalam menuturkan tentang golongan Al-Asya’irah, Ibnu Taimiyyah berkata:
والعلماء أنصار علوم الدين والأشاعرة أنصار أصول الدين – الفتاوى الجزء الرابع
“Para ulama adalah pembela ilmu agama dan al-Asya’irah pembela dasar-dasar agama (ushuluddin) - (Al-Fataawaa, juz 4)Sesungguhnya mereka (penganut madzhab al-Asya’irah) terdiri dari tokoh-tokoh hadits (Muhadditsin), para Ahli fiqih dan para Ahlitafsir dari kalangan tokoh Imam-imam yang utama (yang menjadi panutan dan sandaran para ulama lain) seperti :
-] Syaikhul Islam Ahmad ibn Hajar al-‘Asqalani رحمه الله, tokoh hadits yang tidak dipertikaikan lagi sebagai gurunya para ahli hadits, penyusun kitab Fathul Baari ‘ala Syarhil Bukhaari. Bermazhab Asya’irah. Karyanya sentiasa menjadi rujukan para ulama’.
-] Syaikhul Ulama Ahl as-Sunnah, al-Imam an-Nawaawi رحمه الله, penyusun Syarh Shahih Muslim, dan penyusun banyak kitab yang masyhur. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Mufassirin al-Imam al-Qurthubi رحمه الله penyusun tafsir al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haithami رحمه الله, penyusun kitab az-Zawaajir ‘an al-Iqtiraaf al-Kabaa’ir. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Fiqh wal Hadits al-Imam al-Hujjah wa ats-Tsabat Zakaaria al-Anshari رحمه الله Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Al-Imam Abu Bakar al-Baaqilani رحمه الله
-] Al-Imam al-Qashthalani رحمه الله
-] Al-Imam an-Nasafi رحمه الله
-] Al-Imam asy-Syarbini رحمه الله
-] Abu Hayyan an-Nahwi رحمه الله, penyusun tafsir al-Bahr al-Muhith.
-] Al-Imam Ibn Juza رحمه الله, penyusun at-Tashil fi ‘Uluumittanziil.
-] Dan lain sebagainya, yang kesemua merupakan tokoh-tokoh Ulama ‘Asya’irah.
Seandainya kita menghitung jumlah ulama besar dari Ahli Hadits, Ahli Tafsir dan Ahli Fiqh yang bermazhab al-Asya’irah, maka tidak mungkin mampu untuk dilakukan dan kita memerlukan beberapa jilid buku untuk merangkai nama para ulama besar yang ilmu mereka memenuhi wilayah timur dan barat bumi. Adalah salah satu kewajiban kita untuk berterimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dan mengakui keutamaan orang-orang yang berilmu dan memiliki kelebihan yakni para tokoh ulama, yang telah menabur khidmat mereka kepada syari’at Sayyid Para Rasul, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam.
Darimana lahi kebaikan yang kita harapkan sekiranya kita melemparkan tuduhan menyimpang daripada kebenaran dan sesat kepada para ulama besar kita dan para salafus sholeh ? Bagaimana Allah akan membukakan mata hati kita untuk mengambil manfaat dari ilmu-ilmu mereka setelah kita beri’tiqad bahwa mereka berada dalam keraguan dan menyimpang dari jalan Islam ???.
Sungguh saya ingin mengatakan: “Adakah ulama masakini dari kalangan Doktor [penyandang ijazah PhD] dan cerdik pandai, mampu melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dan Al-Imam An-Nawawi رحمهماالله dalam berkhidmat terhadap Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang suci ? Adakah kita mampu untuk memberi khidmat terhadap Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم sebagaimana yang dilakukan oleh kedua-dua ulama besar ini ? Semoga Allah memberikan karunia kepada mereka rahmat serta keridhaan-Nya. Lalu bagaimana kita bisa menuduh mereka berdua telah sesat dan juga para ulama al-Asya’irah yang lain, padahal kita memerlukan ilmu-ilmu mereka ?
Dan bagaimana kita bisa mengambil ilmu dari mereka jika mereka didalam kesesatan ? Padahal Al-Imam Ibnu Sirin رحمه الله pernah berkata :
إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikan daripada siapa kalian mengambil agama kalian."Apakah tidak cukup bagi orang yang tidak sependapat dengan para Imam di atas, untuk mengatakan, “Mereka rahimahullah telah berijtihad dan mereka salah dalam menafsirkan sifat-sifat Allah. Maka yang lebih baik adalah tidak mengikuti metode mereka.” Sebagai pengganti dari ungkapan kita yang telah menuduh mereka menyimpang dan sesat lalu kita marah atas orang yang mengkategorikan mereka sebagai Ahlussunnah.
Dan seandainya Al-Imam an-Nawawi, Al-‘Asqalani, Al-Qurthubi, Al-Fakhrurrazi, Al-Haithami dan Zakaria Al-Anshari dan ulama berwibawa yang lain tidak dikategorikan sebagai Ahlussunnah Wal Jama’ah, lalu siapakah lagi yang termasuk Ahlussunnah Wal Jama’ah ?.
Sungguh, dengan tulus kami mengajak semua pendakwah dan mereka yang bergiat di medan dakwah Islam agar bertaqwa kepada Allah dalam urusan ummat Muhammad صلى الله عليه وسلم, khususnya terhadap tokoh-tokoh ulama dan para fuqaha’nya. Karena, ummat Muhammad صلى الله عليه وسلم senantiasa berada dalam kebaikan hingga hari kiamat. Dan tidak ada kebaikan bagi kita jika tidak mengakui kedudukan dan keutamaan para Ulama kita sendiri.
Al-Asya’irah adalah pengikut Imam Abu Hasan al-Asy'ari yang mempunyai jasa yang besar dalam membersihkan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah daripada kekeruhan yang dicetuskan oleh golongan Mu'tazilah. Kebanyakan pendukung dan Ulama besar umat ini adalah dari golongan al-Asya’irah. Sedangkan golongan yang memperdebatkan mereka ini sama sekali mencapai secarik buku mereka pun dari segi ilmu, wara' dan taqwa.
Di antara ulama Al-Asya’irah ialah: Imam Al-Haramain, Imam al-Ghazali, al-Hafidz Ibn Hajar al-'Asqalani, Imam Fakhruddin ar-Razi dan sebagainya. Apakah dosa yang telah mereka lakukan ? Adakah karena mereka bersunggung-sungguh untuk membuat bantahan atas kekeliruan yang ditimbulkan oleh golongan Musyabbihah yang berhubungan dengan Dzat Allah ? Golongan Musyabbihah ini mencoba untuk menetapkan bahwa Allah Ta’ala mempunyai jisim melalui ayat-ayat Mutasyabihat dan hadits-hadits yang menyatakan secara dzahirnya bahwa Allah mempunyai tangan, mata, siku, jari-jari dan sebagainya. -Selesai.
ULAMA-ULAMA BERMADZHAB AL-ASYA'IRAH
::: Peringkat Pertama : Dari Kalangan Murid Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari
* Abu Abdullah bin Mujahid Al-Bashri
* Abu Al-hasan Al-Bahili Al-Bashri
* Abu Al-Hasan Bandar bin Al-Husein Al-Syirazi As-Sufi
* Abu Muhammad At-Thobari Al-‘Iraqi
* Abu Bakr Al-Qaffal As-Syasyi
* Abu Sahl As-So’luki An-Naisaburi
* Abu Yazid Al-Maruzi
* Abu Abdillah bin Khafif As-Syirazi
* Abu Bakr Al-Jurjani Al-Isma’ili
* Abu Al-Hasan Abdul ‘Aziz At-Thobari
* Abu Al-Hasan Ali At-Thobari
* Abu Ja’far As-Sulami Al-Baghdadi
* Abu Abdillah Al-Asfahani
* Abu Muhammad Al-Qursyi Al-Zuhri
* Abu Bakr Al-Bukhari Al-Audani
* Abu Al-Manshur bin Hamsyad An-Naisaburi
* Abu Al-Husein bin Sam’un Al-Baghdadi
* Abu Abdul Rahman As-Syaruthi Al-Jurjani
* Abu Ali Al-Faqih Al-Sarkhosyi
::: Peringkat Kedua,
* Abu Sa’ad bin Abi Bakr Al-Isma’ili Al-Jurjani
* Abu Thayyib bin Abi Sahl As-So’luki An-Naisaburi
* Abu Al-Hasan bin Daud Al-Muqri Al-Darani Ad-Dimasyqi
* Al-Qodhi Abu Bakr bin At-Thoyyib bin Al-Baqillani
* Abu ‘Ali Ad-Daqqaq An-Naisaburi (guru Imam Al-Qusyairi)
* Al-Hakim Abu Abdillah bin Al-Bai’e An-Naisaburi
* Abu Manshur bin Abi Bakr Al-Isma’ili
* Al-Ustaz Abu Bakr Furak Al-Isfahani
* Abu Sa’ad bin Uthman Al-Kharkusyi
* Abu Umar Muhammad bin Al-Husein Al-Basthomi
* Abu Al-Qasim bin Abi Amr Al-Bajli Al-Baghdadi
* Abu Al-Hasan bin Maysazah Al-Isfahani
* Abu Tholib bin Al-Muhtadi Al-Hasyimi
* Abu Mu’ammar bin Abi Sa’ad Al-Jurjani
* Abu Hazim Al-‘Abdawi An-Naisaburi
* Al-Ustaz Abu Ishaq Al-Isfara’ini
* Abu ‘Ali bin Syazan Al-Baghdadi
* Abu Nu’aim Al-Hafiz Al-Isfahani
* Abu Hamid Ahmad bin Muhammad Al-Istawa’ie Ad-Dalwi
::: Peringkat ketiga,
* Abu Al-Hasan As-Sukri Al-Baghdadi
* Abu Manshur Al-Ayyubi An-Naisaburi
* Abu Muhammad Abdul Wahab Al-Baghdadi
* Abu Al-Hasan An-Na’imi Al-Bashri
* Abu Thohir bin Khurasah Ad-Dimasyqi
* Al-Ustaz Abu Manshur An-Naisaburi
* Abu Dzar Al-Haraqi Al-Hafiz
* Abu Bakr Ad-Dimsyaqi (Ibn Al-Jurmi)
* Abu Muhammad Al-Juwaini (ayahnda Imam Al-Haramain Al-Juwaini)
* Abu Al-Qasim bin Abi Uthman Al-Hamdani
* Abu Ja’far As-Samnani
* Abu Hatim At-Thobari Al-Qozwini
* Abu Al-Hasan Rasya bin Nazhif Al-Muqri
* Abu Muhammad Al-Isfahani (Ibn Al-Laban)
* Abu Al-Fath Salim bin Ayyub Al-Razi
* Abu Abdillah Al-Khobazi Al-Muqri
* Abu Al-Fadhl bin ‘Amrus Al-Baghdadi Al-Maliki
* Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Isfarayini
* Al-Hafiz Abu Bakr Al-Baihaqi (pemilik Al-Asma’ wa As-Sifat)
::: Peringkat keempat,
* Abu Bakr Al-Khatib Al-Baghdadi
* Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
* Abu ‘Ali bin Abi Harishoh Al-Hamdani Ad-Dimasyqi
* Abu Al-Muzhoffar Al-Isfara’ini
* Abu Ishaq Ibrahim bin ‘Ali As-Syirazi
* Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini
* Abu Al-Fath Nasr bin Ibrahim Ad-Dimasyqi
* Abu Abdillah At-Thobari
::: Peringkat kelima,
* Abu Al-Muzoffar Al-Khowafi
* Al-Imam Abu Al-Hasan At-Thobari (Balika Al-Harrasi)
* Hujjatul Islam Al-Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali
* Al-Imam Abu Bakr Al-Syasyi
* Abu Al-Qashim Al-Anshori An-Naisaburi
* Al-Imam Abu Nasr bin Abi Al-Qasim Al-Qusyairi
* Al-Imam Abu ‘Ali Al-Hasan bin Sulaiman Al-Isbahani
* Abu Sa’id As-ad bin Abi Nashr bin Al-Fadhl Al-‘Umri
* Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Uthmani Ad-Dibaji
* Al-Qadhi Abu Al-‘Abbas Ahmad bin Salamah (Ibn Al-Ratbi)
* Al-Imam Abu Abdillah Al-Farawi
* Imam Abu Sa’ad Isma’il bin Ahmad An-Naisaburi Al-Karmani
* Imam Abu Al-Hasan Al-Sulami Ad-Dimasyqi
* Imam Abu Manshur Mahmud bin Ahmad Masyazah
* Abu Al-Fath Muhammad bin Al-Fadhl bin Muhammad Al-Isfara’ini
* Abu Al-Fath Nasrullah bin Muhammad Al-Mashishi
::: Peringkat keenam,
* Al-Imam Fakhruddin Al-Razi (pemilik At-Tafsir Al-Kabir dan Asas At-Taqdis)
* Imam Saifullah Al-Amidi (empunya Abkar Al-Afkar)
* Sulton Al-Ulama’ Izzuddin bin Abdil Salam
* Sheikh Abu ‘Amr bin Al-Hajib
* Sheikhul Islam Izzuddin Al-Hushairi Al-Hanafi (pemilik At-Tahsil wal Hashil)
* Al-Khasru Syahi
::: Peringkat ketujuh,
* Sheikh Taqiyuddin Ibn Daqiq Al-‘Idd
* Sheikh ‘Ala’uddin Al-Baji
* Al-Imam Al-Walid Taqiyuddin Al-Subki (murid Sheikh Abdul Ghani An-Nablusi)
* Sheikh Shofiyuddin Al-Hindi
* Sheikh Shadruddin bin Al-Marhal
* Sheikh Zainuddin
* Sheikh Shodruddin Sulaiman Abdul Hakam Al-Maliki
* Sheikh Syamsuddin Al-Hariri Al-Khatib
* Sheikh Jamaluddin Az-Zamlakani
* Sheikh Jamaluddin bin Jumlah
* Sheikh Jamaluddin bin Jamil
* Qodhi Al-Quddho Syamsuddin As-Saruji Al-Hanafi
* Al-Qadhi Syamsuffin bin Al-Hariri
* Al-Qodhi ‘Addhuddin Al-Iji As-Syirazi (pemilik kitab Al-Mawaqif fi Ilm Al-Kalam)
::: Dan sebagainya… Nafa’anaLlahu bi ulumihim wa barakatihim.. amin…..... [Selesai nukilan].
Lihatlah, sesungguhnya Al-Asyairah diikuti oleh jumlah yang sangat besar dari para 'ULAMA'. Apakah mereka semua ini sesat jika ada pihak mengatakan golongan Al-Asyairah sesat ? Pikirkanlah...dan bagaimana pula dengan golongan-golongan yang lainnya, apakah ada aliran mereka yang mampu melahirkan para ULAMA' seperti Al-Asyairah? Wallahu 'alam..
1 Response to "Mengenal Golongan Ahlussunnah Al-Asya'irah"
Assalamualaikum. Izin copas ya akhii ....
Posting Komentar