Latest Updates

Eksklusif ; H. Mahrus Ali (Mantan Kiayi NU, Katanya)

H. Mahrus Ali (Lahir 28 Desember 1957 di desa Sidomukti Giri, Gresik, Jawa Timur) mengaku sebagai mantan kiayi NU, menulis buku yang menghujat amalan sebagian kaum Muslimin dalam bukunya yang berjudul "Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik". Untuk mengcounter fitnah yang ditebarkan Mahrus Ali, Tim Bahtsul Masail PC NU Jember kemudian menulis buku bantahan dengan judul "Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik"", untuk meluruskan kedangkalan Mahrus Ali dan kesombonganya. Ketika orang ini diajak diskusi, namun menolaknya dengan alasan tidak siap dan khawatir dibunuh. Alasan itu, tentunya cuma akal-akalan semata, pasalnya kalau memang warga akan mengancam keselamatan dirinya pasti sudah dilakukan sejak awal, sebab Mahrus Ali sendiri hidup di lingkungan mereka yang amalannya di hujat. Berikut beberapa foto dokumentasi, semoga bermanfaat bagi kita dan tidak terjebak dengan tipu daya/kebohongan orang ini serta kebodohan orang-orang yang mengeluh-eluhkannya.

Senin, 22 November 2010 ; KH. Thobary Syadzily beserta rombongan bershilaturahim ke kediaman H. Mahrus Ali. Terlihat dalam foto, KH. Thabary Syadzili menyaksikan H. Mahrus Ali menulis pernyataan yang isinya bahwa yang membuat judul buku H. Mahrus Ali (Mantan kyai NU) itu adlh penerbit, bukan dirinya. [Sumber]


"Penggunaan istilah "mantan kyai NU" bukanlah dari H. Mahrus Ali langsung, tetapi merupakan hasil rekayasa Penerbit buku-buku karangannya dengan tujuan agar penjual buku-buku tersebut bets seller di pasaran dan pada hakikatnya itu merupakan suatu pelecehan dan penghinaan terhadap eksistensi NU baik di forum nasional maupun internasional. Dengan demikian, saya meminta langsung kepada H Mahrus Ali dengan sejujurnya untuk membuat pernyataan mengenai istilah Mantan Kyai NU yang merupakan bukan pilihannya sebagai suatu klarifikasi agar tidak menjadi fitnah di kemudian hari. Jadi dalam hal ini penerbitnya harus dituntut dan diseret ke pengadilan. " [KH. Thabari]



Dibawah ini adalah surat pernyataan Mahrus Ali bahwa penggunaan istilah "Mantan Kiai NU" bukan dari dia. Tetapi itu merupakan pilihan dari pihak penerbit yang dipaksakan. Berikut pernyataan diatas:

"MANTAN KYAI NU BUKAN PILIHAN SAYA DAN SAYA SUDAH BILANGKAN KEPADA WARTAWAN AULA, SAYA MINTA AGAR DIGANTI TAPI SAYA TIDAK MAMPU"

TGL 15 DZULHIJJAH 1431 H
WASSALAM
MAHRUS

Penerbit yang berbuat curang tersebut adalah Penebit Laa Tasyuk. Pemiliknya bernama namanya Halim. Tempat tinggalnya di Jln Pengirian No 82 Surabaya. Termasuk orang PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang beraqidah Wahhabi.

TEMPAT NONGKRONG (NGOPI) WARUNG POJOK MAHRUS ALI
Berikut H. Mahrus Ali beserta jama'ahnya ketika shalat Jum'at dan shalat 'Id (hari raya). Sumber : Majalah AULA PWNU Jatim.






















http://www.facebook.com/album.php?aid=28676&id=140014749377806&saved | Infor Terkait ; http://www.infokepanjen.com/2010/11/infokepanjencom-ternyata-istilah-mantan.html | http://www.facebook.com/photo.php?fbid=155733684471267&set=a.155732131138089.27252.100001039095629

KUNJUNGAN KE KEDIAMAN KEPONAKAN H. MAHRUS ALI YAKNI H. MAHMUD

HARI BERSEJARAH BAGI PARA SARKUB: 
Senin Wage, 22 November 2010 M / 15 Dzul-Hijjah 1431 H

Sebelum menuju rumahnya H. Mahrus Ali (yang ngaku2 Mantan Kiai NU), kami berlima silaturrahim terlebih dahulu ke rumah keponakannya yang bernama H. Mahmud alumni pesantren Langitan untuk berbincang-bincang sebentar sambil mengemukakan maksud dan tujuan kedatangan baik kami ke sana. Karena, rumahnya H. Mahmud terletak pas berada di gang yang mau menuju rumahnya H. Mahrus Ali. Masa sih kami sebagai orang timur tidak tahu sopan santun melewati rumahnya begitu saja. Siapa sih kami itu?. Ayo tebak dunk !!.

Dalam silaturrahim itu kami mendapat gambaran tentang ajaran yang dianut oleh Mahrus Ali, bahkan kami mendapat informasi bahwa Mahrus Ali itu mengharamkan makan daging ayam dikarenakan ayam mempunyai cakar. Begitupula, Mahrus Ali mengharamkan makan tahu dengan alasan tahu itu mengandung cuka.

Setelah bersilaturrahim kemudian kami menuju langsung ke rumahnya Mahrus Ali untuk bersilaturrahim dan ingin menanyakan langsung tentang penggunaan istilah "Mantan Kiai NU" dalam setiap karangannya. Alhamdulillah berkat anugerah Allah swt kami bisa menemui dia dengan begitu mudahnya. Padahal menurut informasi yang kami dapatkan di masyarakatnya bahwa dia itu sulit sekali ditemuinya terutama dengan orang yang tidak sepaham dengannya. Bahkan ibu kandungnya sendiri ketika sakit keras, dia (Mahrus Ali) tidak mau menemuinya dengan alasan tidak sepaham dengannya.

Dalam silaturrahim itu kami sempat berdialog langsung dengannya dan alhamdulillah kami berhasil membongkar kebohongan dan kebusukan Mahrus Ali yang menganut paham Wahhabi beserta penerbit buku-buku karangannya, yang telah menghina dan melecehkan NU. Dengan demikian, mereka sudah sepantasnya diseret ke pengadilan untuk diadili dan mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatan mereka. [] Source :
Team Sarkubiyah bersama H. Mahmud (Keponakan Mahrus Ali) di Kediaman Beliau.

Terkait : http://agama.kompasiana.com/2010/12/16/membongkar-kebohongan-h-mahrus-ali-dan-rekayasa-busuk-wahabi/ 


13 Responses to "Eksklusif ; H. Mahrus Ali (Mantan Kiayi NU, Katanya)"

Anonim mengatakan...

Ingin jelas tentang sosok Mahrus ali , bacalah buku - buku karyanya atau dengarkan cd pengajiannya atau lihat di www.mantankyainu.blogspot boleh hubungi 92153325

Anonim mengatakan...

FROM: SANTRI IAIN WALISONGO SEMARANG
ASHABUR RO'YI....
HAI ANAK-ANAKKU.. KALIAN JANGAN SUKA BUAT FITNAH!!! AKU TAHU KALO FOTO-FOTO DI GALERIMU INI PALSU!!!
INGAT ADZAB ALLOH DI QS. AL-BURUJ :10. KALO KALIAN BERIMAAN PASTI TAHU LAH BUNYI AYAT ITU. ENTAH KALO KUPING KALIAN TULI,ITU TANDANYA KALIAN KAFIR!!! BERTOBATLAH!!!
INGIN KONSULTASI DENGANKU???
DATANG AJA KE KAMPUSKU.
TENANG PAK MAHRUZ.... BIAR AKU AJA YANG NGADEPIN BOCAH-BOCAH NAKAL ITU.

Anonim mengatakan...

FROM: SAYYID HABIB FAIZ AL-QUDSY, PENGASUH PENGAJIAN DARUL QUR'AN IAIN WALISONGO

IMAM SYAFI'I BERKATA: JIKA TELAH SAH DAN SHOHIH SEBUAH HADITS,MAKA ITULAH MADZHABKU...

LHA,ASH-HABUR RA'YI ITU PEDOMAN AGAMANYA BUKAN PAKE HADITS KOK NGAKU JADI PENGIKUT MADZHAB IMAM SYAFI'I....

HEHEHE... GOBLOK KOK DITERUS-TERUSIN...

KALIAN GA' PAKE HADITS MALAH PAKE DALAILUL KHOIROT,,

APA KALIAN GA' MALU PADA GURU KALIAN: ABDUL QADIR AL-JAILANI, IMAM SYAFI'I....

DITAMBAH LAGI, GURU-GURU KALIAN YANG NGAKU KETURUNAN NABI KOK MALAH NYELENEH, GA' MAU IKUT ATURAN KAKEK BUYUT MEREKA: RASULULLAH SAW SANG PENGAMAL QUR'AN WAS SUNNAH.

ALLOHU AKBAR!!!

KALIAN KIRA AKU SIAPA???
APA GA' TAHU TITELKU DI ATAS??!!!
LIHAT NAMAKU: HABIB FAIZ,,,TAHU GA'???!!!
TAPI BUKAN HABIB ASAL-ASALAN SEPERTI GURU-GURU KALIAN!!!

BAGIKU HIDUP DI DUNIA INI BUKAN BUAT MEMBANGGA-BANGGAKAN MOYANGKU: RASULULLAH SAW. AKU CUMA MAU MENJAGA ILMU WARISAN KAKEKKU, YAKNI QUR'AN WAS SUNNAH. GA' PEDULI,MESKI AKU DIASINGKAN DARI ORGANISASI ALAWIYYAH MEREKA.
LHA WONG MATI BESUK ITU YANG DIBAWAKAN KAN AMAL, BUKAN ROBITHOH ALAWIYYAH ATO APALAH NAMANYA...

UNTUK ITU, BERTOBATLAH KALIAN KEPADA ALLOH, KARENA TELAH MENGHINA DAN MENJELEK-JELEKKAN ORANG-ORANG YANG SENANTIASA MENEBARKAN WARISAN KAKEKKU MUHAMMAD SAW, YAKNI : QUR'AN WAS SUNNAH.

Anonim mengatakan...

wkwkwkkwkw.... ngaku keturunan Rosul wkwkkwkw... guling2 gw baca komen2 diatas....

habib faidz?? wkwkwkkww... al-Qudsy?? wkwkwkkw

tobat...tobat...tobat....

untuk admin...nice share, keep it up. fakta adalah fakta..

REVANDA mengatakan...

janganlah terpaut oleh bujukan nafsu, terpengaruh oleh godaan setan, waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah agama maupun negara, agar dapat meneliti diri, kalau kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita.
“Hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-sungguh terhadap agama maupun negara, sebaliknya janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah agama maupun negara".
hendaklah bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dlohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya “ Budi Utama-Jasmani Sempurna

Ichwanuddin mengatakan...

subhanallah

Thanks atas infonya.

Minta ijic copas fotonya.
untuk ke kaskus

Anonim mengatakan...

Mas Halim Alwie
Laa Tasyuk ! Press, asal kalimatnya : Laa Tasyukka artinya “Jangan Ragu !”
mottonya “Laa Tusyrik Billah !” atau “Janganlah Engkau Menyekutukan Allåh !” (diambil dari Surat al-Luqman ayat 13), menghunjam di dalam dada dan harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak generasi penerus kita, ia Dakwah Yang Pertama Dan Utama Para Nabi.

Mengenai KH. Mahrus Ali
hendaknya si pengampu blok membaca: Majalah NU “Aula” No. 11 Tahun XXVIII Nopember 2006, hal. 15 disitu disebutkan:
Namanya Mahrus Ali. Ada yang memanggilnya: Syeikh Mahrus, Kiai Mahrus, Ustadz Mahrus, Cak Haji atau Haji Mahrus.

Atau baca tulisan saudara Zainul di http://www.nu.or.id yang menulis sebagai berikut: KH. Mahrus Ali ini Bernasab NU kolot/tradisional, dari keluarga Kiai (Adik KH. Mujadi, Pimpinan Pondok Pesantren KH. Mustawa, Sepanjang. Menantu Kiai Imam Hambali, beliau merupakan Tokoh NU/Anggota Syuriah NU yang cukup disegani di daerah Waru, adik Ipar KH. Hasyim Hambali Pimpinan PP. Asy-Syafi’iyah dan juga Adik Ipar dari KH. Abdullåh Ubaid Pengasuh PP. Mambaul Qur’an, Waru Sidoarjo).

Kini KH. Mahrus Ali bersinergi Dengan Penerbit Laa Tasyuk Press, yang dikomandani oleh Ustadz Halim, perlu diketahui Ustadz Halim adalah Cucu dari KH. Mudjri Dahlan Bin KH. Dahlan Ahdjad (Wakil Rois Akbar NU Tahun 1926, Pendiri Majlis A’la Indonesia/MAI-penb.) Bin KHM. Ahdjad. Ustadz Halim adalah termasuk keluarga besar Haji Burhan, Bani Ahdjad, Bani Ahmad dan Bani Wasidin dimana dikeluarga besarnya tersebut Tradisi Ke-NU-annya sangat kuat. Bahkan Aset keluarganya (Lembaga PendidikanTaswirul Afkar, Surabaya) pernah dijadikan tempat penggodokan cikal-bakal berdirinya Nahdhlotul Ulama.

Akan tetapi KH. Mahrus Ali bukan Laa Tasyuk Press, Laa Tasyuk Press juga bukan KH. Mahrus Ali, hal ini tertulis jelas dalam buku yang diterbitkannya: “Tak Ingin Jadi Kiai ?” Halaman: 10-11, dikatakan: Penerbit menggali ke-ilmu-an beliau-beliau para kiai (diantaranya: Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, beliau termasuk pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren “Råhmatullåh” dan Mantan A’wan Syuriah MWC NU Kandangan-Kediri. Bapak Drs. H. Buchari, Mantan Hakim Tinggi di PTA. Serang-Banten, beliau mantan aktivis NU sejak tahun 1965, dan sampai hari ini masih tercatat sebagai Mustasyar MWC NU Tanggamus dan tokoh-tokoh lainnya) yang dahulu beliau kaji dan dakwahkan, adakah yang keliru? dan mengapa beliau-beliau meninggalkannya? Karena beliau-beliau inilah yang lebih tahu tentang kebid’ahan, kesyirikan dan kekufuran amalan-amalannya atau ubudiyahnya yang terdahulu, padahal jujur saja amaliah-amaliah tersebut dahulunya sangat beliau gandrungi dan juga menghasilkan uang yang cukup menggiurkan.

Sedangkan untuk mengawal naskah-naskah Para Tokoh yang telah bertobat dari amaliah-amaliah yang bid’ah, syirik dan kufur kepada Allåh, sebelum kami terbitkan naskah-naskahnya kami murojaahkan, tashihkan atau kami periksakan dan telitikan pada Ustadz-Ustadz yang betul-betul faham tentang al-Islam dan pemahaman al-Islamnya sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah ala Fahmi Salaf, atau biasa disebut dengan istilah Manhaj Salaf, agar Laa Tasyuk Press betul-betul steril atau bebas dari firqoh-firqoh yang menyimpang dari Manhaj Salaf.

Kawalan beliau-beliau ini kami wajudkan dalam bentuk Foot Note atau Catatan kaki. Salah satu diantara yang mengawal Naskah-Naskah dari Laa Tasyuk Press adalah: Ustadz Musthofa Ahmada, Lc.

Fadhel ahmad mengatakan...

Bismillah
Ahlus-sunnah wal jama'ah adalah sebagaimana yang di definisikan sendiri oleh Nabi Muhammad Shalallahu a'laihi wa sallam
من كان على مثل ما أنا عليه اليوم و أصحابي
" Siapa saja yang berada diatas yang semisal denganku dan para sahabatku pada hari ini"
Jadi Ahlussunnah itu demikian baromaternya, sehingga kalau mau disebut ahlussunnah keagamaan kita harus seperti keagamaan rasul dan para sahabat, aqidahnya, ibadahnya , pola pikirnya dsb, lha kalau aqidahnya aja beda, ibadahnya banyak yang baru kok ngaku ahlussunnah.
Kalau yang kayak gitu ahlussunnah namanya maka ngikut definisi siapa?! kyai?!

Anonim mengatakan...

dasar aliran sesat!!
solat gak pake alas,loe GOBLOK ato BEGO???

Bajingan loe!! Anjing!!!!!

BUDI AYUGA DANCE MAGIC mengatakan...

SI BANGSAT MAHRUS ALI INASUDAH SEPANTASNYA DI SERET DETASEMEN 88. ORANG SEMACAM DIA OTAKNYA LEBIH BAHAYA DARI TERORIS (KARENA ORANG SEPERTI DIA YANG MENCUCI OTAK PARA TERORIS) DAN LEBIH LATEN DARI PKI.
BUAT YANG MERASA BANGSA INDONESIA SERTA MERASA MEMILIKI RASA NASIONALISME MARI BERSAMA SAMA KITA SERET SEPERTI ANJING TANPA HORMAT SEDIKITPUN KARENA TELAH MEMECAH BELAH UMAT NU,MENGHINA PANCASILA DAN LAGU INDONESIARAYA
http://www.topix.com/forum/world /malaysia/TI9STRAI38AK7JOI6

Unknown mengatakan...

mahrus ali anaknye setan

Unknown mengatakan...

rujukan buku-buku Laa Tasyuk! Press yang dibangun atas dalil yang shahih sesuai pemahaman salafus sholih, yang mengikuti jejak langkah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang ditempuh para shahabat yang mulia, sehingga benar-benar Ilmiah dan masuk diakal. Hal inilah yang membuat pembacanya semakin mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan akal dan hati nuraninya—Tak berlebihan jika buku-buku Mantan Kiai NU mendapat sorotan luas tak hanya public Indonesia namun juga luar Negeri. Selain dibaca masyarakat umum, buku-buku tersebut juga dibaca kalangan NU! Sampai saat ini !! Sehingga sekarang ini sudah mulai banyak orang-orang NU hijrah ke Aqidah yang benar, dan mereka juga sudah meninggalkan sunah-sunah bikinan ulama-ulama Ahli Bid’ah —Para Kyai ahli bid'ah “merah” telinganya bahkan merasa keberatan dan tidak terima dengan terbitnya buku-buku Laa Tasyuk ! Press, karena dianggap mengkafir-kafirkan dan menyesat-nyesatkan serta berbuat ini dan itu—ini disebabkan tidak lain hanyalah kedustaan dan rekaan. Hal itu dilakukan adalah untuk melarikan saudara- saudara pemula dan para pemuda dari dakwah yang benar. Semoga ini akan semakin membuka cakrawala pembaca tentang sosok orang-orang jahil dan pendusta Agama. Selamat membaca!

Unknown mengatakan...

Kyai Haji Mahrus Ali Hafizhahullah adalah salah seorang Ulama nusantara, beliau adalah Ulama Ahlus Sunnah yang dulu sempat menganut ajaran Asy'ariyah dan penggemar amalan bid'ah. Namun Allah Ta'ala memberinya hidayah dan petunjuk kepada 'Aqidah Shahihah dan Manhaj Saliimah sehingga beliau kembali kepada ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang hakiki dan berupaya teguh berdakwah diatas Manhaj Salaful-Ummah.
Beliau di kenal sebagai mantan Kyai NU, beliau banyak menulis kitab-kitab fenomenal membantah dan membongkar kesesatan ajaran bid'ah yang banyak di praktekkan oleh saudara kita dari kalangan kaum Nahdhiyyin di anutnya. Yang dulunya beberapa ajaran yang selama ini dianggap dari ajaran Islam oleh para kyai dan habib, sehingga diajrankan ke pondok-pondok pesantren khususnya dan umat Islam pada umumnya, ternyata hampir seluruh ajarannya bukan bersumber dari ajaran Islam yang murni!
Sebagai konsekuensi dari perjuangan seorang kiai dalam amar makruf nahi mungkar, maka Maka muncul berbagai macam protes caci maki dan tuduhan dusta baik langsung maupun tidak langsung.
عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الْحَجَّاجِ فَقَالَ مَا مِنْ عَامٍ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُ هَذَا مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Az-Zubair bin ‘Adi berkata: Kami berkunjung ke Anas bin Malik, kami mengeluhkan kepadanya perlakuan yang kami terima dari Al-Hajjaj, lalu ia berkata: Setiap tahun terjadi perubahan, dimana tahun sesudahnya lebih buruk daripada tahun sebelumnya, sampai kalian menemui hari kiamat. Aku mendengar ucapan ini dari nabi kalian. (HR. Tirmidzi)
Hadits ini memberikan gambaran yang jelas bahwa secara berangsur-angsur kaum muslimin akan mengalami keadaan semakin buruk sampai hari kiamat. Bahkan Rasulullah saw. juga mengingatkan terjadinya kelangkaan ulama penegak ajaran Nabi saw. secara murni dan muncul ulama-ulama gadungan yang menyebarkan kesesatan di tengah umat Islam. Ini merupakan Tantangan Para juru dakwa apakah ia merasa aman dari kecaman, pengucilan, pencemoohan, tudingan sesat, bahkan pengerahan massa atas dirinya. Sehingga ia tak bernyali dan berubah 180 derajat, yang dulunya bertauhid menjadi pelaku kesyirikkan, yang dulunya diatas sunnah menjadi pelaku bid’ah, yang dulunya tegas dengan orang-orang ahli bid'ah, sekarang malah menjadi ulama-ulama Ahlus Sunnah gadungan yang bermuamalah dan membelanya, bahkan ikut andil dalam menyebarkan kesesatan di tengah umat Islam. Padahal yang demikian adalah sikap yang menunjukkan kurang rasa cemburu, kerendahan, dan keimanan yang lemah. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam pun juga begitu perjuangannya, malah lebih hebat lagi tantangannya, diusir keluar dari Mekkah bahkan sampai mau dibunuh oleh kafir Quraisy. Mudah-mudahan ini akan semakin membuka cakrawala para kyai yang kini tengah berkubang dalam kesesatan, sehingga mereka bisa meninggalkan kebid’ahan agar mereka tidak menjadi sebagai seorang panutan yang menyesatkan dari jalan Allah Ta’ala. Sehingga mereka betul-betul menjadi sosok alim yang faqih yang bisa dijadikan umat sebagai rujukan ilmu dan bisa mewujudkan ulama pewaris para nabi (Al-‘Ulamaa` waratsatul Anbiyaa`) Aamiin.

Posting Komentar

Media Islam

Thariqat Sarkubiyah

NU Online