Latest Updates

Video Habib 'Ali al-Jufri bersama Syaikh Sa'id Ramadhan al-Buthi Menjelaskan Rahasia Isra' Mi'raj

Berikut video al-Habib 'Ali al-Jufri bersama Syaikh Sa'id Ramadhan al-Buthi menjelaskan tentang rahasia Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa Sallam.







Benarkah Kitab Al Barzanji Milik Syi'ah ; Jawaban Untuk Mereka Yang Menuduh Al Barzanji Sebagai Kitab Syi'ah

Benarkah Kitab Al Barzanji Milik Syi'ah ; Jawaban Untuk Mereka Yang Menuduh Al Barzanji Sebagai Kitab Syi'ah
Sudah bukan rahasia lagi bahwa para pengikut Syekh Mohammad bin Abdul Wahab telah melakukan banyak propaganda terhadap umat islam lainnya utamanya kaum Aswaja dalam berbagai bentuk, mulai dari mentahrif, mentadlis beberapa kitab ulama Sunni, mengklaim beberapa Imam telah "taubat" dan telah mengikuti manhaj mereka, berusaha membenturkan antara pengikut madzhab dengan imam madzhab mereka, dan yang tidak kalah keji berusaha untuk menuduh pengikut madzhab serta Asyairoh dan Maturidiyyah telah menyimpang dan merupakan "Syiah", Syiah yang merupakan firqoh Islam generasi awal yang muncul berbarengan dengan Khawarij, Khawarij sendiri adalah sekte yang muncul juga dari tempat faham Wahaby lahir.

Salah satu bentuk propaganda adalah menuduh kitab al-Barzanji sebagai kitabnya Syi'ah, kitab al-Barzanji ini adalah sebuah kitab yang berisi pujian-pujian sebagai bentuk rasa mahabbah kepad Nabi, biasanya dibaca malam jum'at atau malam-malam yang lain dan tergantung kultur setempat dan dibeberapa daerah sering disebut Maulid atau Muludan, sesungguhnya tidak hanya al-Barzanji saja satu-satunya yang menjadi bacaan rutin banyak kitab-kitab yang sama yang lain, namun rupanya kitab al-barzanji ini yang paling banyak di baca sebagaimana diungkang oleh Syekh Abdul Hayyi       al-Kattani dalam kitab al-Ta'lif al-Maulidiyyah.

Al-Barzanji sebagaimana diungkapkan oleh Habib Sholeh bin Idrus al_Habsyi serta oleh Syekh Abdul Hayyi al-Kattani ditulis oleh Sayyid Ja'far bin Abdul Karim         al-Barzanji al-Husaini al-Madany, beliau adalah seorang ulama besar Syafiiyyah, bertarekat Qodiriyyah  dan pernah menjadi mufti di Madinah pada zaman Bani Usmaniyyah berkuasa, dalam hal ini Habib  Sholeh  mengatakan:

لأن مؤلفه السيد جعفرالبرزنجي اكبر شحصيات ذلك العصر في التشريع الشيعي وهذا خطأ مبين لأنه من أهل السنة والجماعة مفتى الشافعية , ولد بالمدينة المنورة واخذ عن والده والشيخ محمد حيوة السندي واجازه السيد مصطفى البكري ........
"Maksudnya beliau Sayyid Ja'far al-Barzanji bukanlah seorang pembesar Syi'ah, karena beliau adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan merupakan mufti Syafiiyyah, lahir di Madinah berguru kepada Syekh Hayat al-Sindhi dan mendapat Ijazah dari Sayyid Musthofa al-Bakri."

Beliau Sayyid Ja'far wafat pada tahun 1177 H, beliau adalah termasuk ulama yang kreatif menulis diantaranya adalah "al-Barr al'Ajil" yang mendapat persetujuan dari Syekh Muhammad Ghofil, "Fath al-Rahman" yang mendapat persetujuan Sayyid Ramadhan, terkhusus masalah maulid karya beliau adalah 'Aqd al-Jauhar fii Maulid al-Naby al-Azhar", sejarah kitab kemudian diberikan syarah oleh beberapa ulama setelahnya dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa,diantaranya oleh  Sayyid Ja'far bin Ismail al-Barzanji al-Madany berupa "al-Kaukab al-Anwar 'Alaa 'Aqd al-Jauhar fii Maulid al-Naby al-Azhar", yang ditulis 1279 H, kemudian seorang ulama Malikiyyah dari Mesir yaitu Syekh Mohammad bin Ahmad 'Alisy al-Maliki al-Azhary dengan judul kitab "Al Qoul al-Munjy 'Alaa Maulid al-Barzanjy", kitab yang disusun oleh Sayyid Ja'far yang awal kemudian di jadikan dalam bentuk susunan nadzam oleh salah seorang keturunanya yaitu Sayyid Zainal Abidin bin Mohammad al-Hadi bin Zainal Abidin bin Ja'far al-Barzanjy.

Kitab terakhir tersebut akhirnya ditulis dan di beri syarakh oleh ulama Nusantara (Indonesia, Malaysia, Pattani, Tumasik) yaitu Syekh Mohammad Nury al-Jawy (dalam literature arab pengarang di daerah Nusantara sering disebut al-Jawy), dalam hal ini Syekh Mohammad Nury al-Jawy merekamnya dalam sebuat tulisan berikut :

ولنا سند عجيب متصل بمولد البرزنجي من داعي سليل شيخنا عالم المدينة المنورة الشهاب احمد بن اسماعيل ابن زين العابدين بن محمد الهادي بن زين العابدين ابن السيد الجعفر البرزنجي مسلسلا بالأباء عن ابيه زين العابدين عن ابيه محمد الهادي عن ابيه زين العابدين عن ابيه مؤلفه وبهذا السند اروي نظمة المذكور        السيد زين العابدين و اروي شرحه الكوكب الأنوار عن شيخنا بدر الحجاز السيد حسين بن محمد بن حسين الحبشي الباعلوي المكي عن مؤلفه السيد جعفر البرزنجي المتوفى بالمدينة المنورة عام 1317 ه.

Berdasarkan hal tersebut sungguh salah apabila tuduhan selama ini bahwa kitab al-Barzanji merupakan kitab dari sekte Syi'ah, dan penuduhan itu hanyalah propaganda murahan dari para salafiyyun.


AL MARAJI'

- Al- Maraqi, Abi Luthf al-Hakim Muslih bin Abdur Rahman, Nur al-Burhany, Graha Toha Putera, Semarang, 1383 H
- Al-Kattany, Abdul Hayyi, al-Syekh,al-Ta'lif al-Maulidiyyah, Maktabah al-Kattani, Iskandariyah, Mesit, tt

Darul Iftaa' al-Mishriyyah (Lembaga Fatwa Mesir, Ed. Indonesia) ; Apa Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa Sallam ?

Nomor Urut   ;  140
Judul    : Merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw. dan Para Ahlul Bait
Tanggal Jawaban   : 03/07/2005
 
Pertanyaan : Memperhatikan permintaan fatwa No. 1267 tahun 2005, yang berisi: Apa hukum merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad saw.?
 
Jawaban :
Dewan Fatwa

    Kelahiran Nabi Muhammad saw. merupakan rahmat Allah yang terus mengalir bagi seluruh manusia. Alquran menggambarkan keberadaan Nabi Muhammad saw. sebagai "rahmatan lil 'alamîn" (rahmat bagi semesta alam). Beliau merupakan rahmat tak bertepi yang mencakup semua sisi kehidupan, baik tarbiyah (pendidikan), tazkiyah (penyucian hati), pengajaran dan pemberian hidayah bagi manusia kepada jalan yang lurus. Semua itu mencakup aspek materi dan immateri dalam kehidupan manusia. Rahmat ini juga tidak terbatas pada manusia di zaman beliau saja, akan tetapi juga terus berkelanjutan kepada seluruh manusia sepanjang masa. Allah berfirman:

"Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka." (Al-Jumu'ah: 3).

    Merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad saw. –sang penghulu dua alam; alam nyata dan alam ghaib, penutup para nabi dan rasul, nabi pembawa rahmat dan penolong umat— adalah salah satu amalan yang paling baik dan ibadah yang paling agung. Karena, perayaan ini merupakan ungkapan rasa gembira dan cinta kepada beliau, dan kecintaan kepada beliau merupakan salah satu pondasi dari keimanan. Diriwayatkan dalam hadis shahih bahwa Rasulullah saw. bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
"Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga menjadikan diriku lebih dicintainya daripada ayahnya, anaknya dan seluruh manusia." (HR. Bukhari).

    Ibnu Rajab berkata, "Mencintai Nabi Muhammad saw. adalah salah satu pondasi keimanan. Kecintaan itu berjalan beriringan dengan kecintaan kepada Allah 'azza wa jalla. Allah telah menyebutkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw. berbarengan dengan kecintaan kepada-Nya. Allah pun mengancam orang yang lebih mendahulukan kecintaan kepada segala sesuatu yang dicintainya secara alami —seperti keluarga, harta, tanah air dan lain sebagainya— dari kecintaan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad saw.. Allah SWT berfirman,

"Katakanlah: "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." (At-Taubah: 24).

    Ketika Umar berkata kepada Nabi saw., "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih saya cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku." Maka Nabi saw. bersabda kepadanya,

لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ
"Tidak. Demi Allah, sampai engkau menjadikan diriku lebih kau cintai dari pada dirimu sendiri."

    Maka Umar pun berkata, "Demi Allah, sesungguhnya sekarang engkau lebih saya cintai dari pada diriku sendiri." Maka Nabi saw. pun bersabda kepadanya, "Sekarang engkau telah mengetahuinya wahai Umar." (HR. Bukhari).

    Memperingati maulid Nabi saw. merupakan bentuk penghormatan kepada beliau. Dan menghormati Nabi saw. merupakan amalan yang mutlak dianjurkan, karena ia merupakan pondasi dan asas utama dalam akidah Islam. Allah SWT mengetahui derajat kemuliaan Nabi-Nya, sehingga Dia memberitahukan kepada seluruh alam mengenai namanya, pengutusannya serta derajat dan martabatnya. Seluruh semesta pun senantiasa bergembira dan berbahagia dengan keberadaan beliau sebagai cahaya, kelapangan, hujjah serta nikmat bagi seluruh makhluk Allah.

     Para salaf saleh kita, sejak abad keempat dan kelima hijriyah, telah memberi contoh untuk merayakan peringatan maulid Nabi saw.. Mereka menghidupkan malam maulidnya dengan berbagai macam bentuk ibadah, seperti memberi jamuan makan, melantunkan ayat-ayat Alquran, membaca zikir serta mendendangkan syair-syair dan bait-bait pujian untuk beliau. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh banyak ahli sejarah, seperti al-Hafiz Ibnu Jauzi, al-Hafiz Ibnu Katsir, al-Hafiz Ibnu Dihyah al-Andalusi, al-Hafiz Ibnu Hajar dan penutup para huffâzh, al-Hafiz Jalaluddin as-Suyuti rahimahumullah.

    Bahkan, beberapa orang ulama dan ahli fikih telah menyusun kitab-kitab mengenai anjuran memperingati maulid Nabi saw. dengan menyebutkan dalil-dalilnya yang shahih. Sehingga dalam diri orang yang mempunyai akal, pemahaman dan pikiran yang jernih, tidak akan ada sikap pengingkaran terhadap perayaan maulid yang telah dilakukan oleh para salaf saleh kita itu.

    Ibnu al-Hajj, dalam kitabnya al-Madkhal, secara panjang lebar menyebutkan keutamaan perayaan maulid Nabi ini. Dia memberikan penjelasan yang membuat lega hati kaum muslimin. Padahal, bukunya itu dia tulis dengan tujuan menyebutkan perbuatan-perbuatan bid'ah tercela yang tidak masuk dalam kerangka umum dalil-dalil syariat. Imam Suyuthi juga menulis sebuah risalah dalam masalah ini dengan judul Husnul Maqshid fî 'Amalil Maulid.

    Kata ihtifâl (merayakan), dalam bahasa Arab, berasal dari kata hafala, yahfilu haflan, wa hufulan yang artinya berkumpul. Seperti dalam kalimat hafala al-labanu fi adh-dhar' (air susu terkumpul di ambing susu binatang). Sedangkan kata kerja tahaffala dan ihtafala berarti ijtama'a (berkumpul). Kata kerja hafala masuk dalam bab kata kerja dharaba. Ihtafalû berarti ijtama'û wa ihtasyadû (mereka berkumpul). Kalimat: "Wa'indahu hafl min an-nâs", maksudnya terdapat sekelompok orang di tempatnya. Asal kata ihtifâl ini adalah berbentuk nomina (mashdar). Mahfil al-qaum berarti tempat perayaan dan berkumpulnya suatu kaum. Kalimat hafalahu, berarti mengajaknya sehingga dia ikut berpesta dan merayakan. Kalimat hafala al-amra, berarti memperhatikan suatu perkara. Disebutkan juga: laa tahfil bihi, "jangan mempedulikannya".

    Sedangkan maksud ihtifâl (perayaan) dalam konteks ini tidak jauh berbeda dengan makna bahasanya. Karena maksud dari perayaan maulid Nabi saw. adalah berkumpulnya orang-orang untuk berzikir, mendendangkan nasyid pujian untuknya, membuat jamuan makan sebagai sedekah karena Allah, mengungkapkan rasa kecintaan kepada Nabi saw. serta menyatakan rasa bahagia dan gembira kita dengan hari kelahirannya.

    Masuk juga dalam hal ini kebiasaan masyarakat yang membeli makanan ringan dan menghadiahkannya kepada orang-orang ketika Maulid Nabi. Saling memberi hadiah sendiri merupakan perbuatan yang dibolehkan, tidak ada dalil yang melarang untuk melakukannya dalam waktu-waktu tertentu. Maka jika ia dibarengi dengan maksud mulia, seperti membuat gembira keluarga dan menyambung tali silatruahmi dengan kerabat, maka perbuatan tersebut menjadi dianjurkan dan disunahkan. Lalu jika hal itu merupakan ungkapan rasa bahagia karena kelahiran Nabi saw., maka hal itu lebih dimasyru'kan dan dianjurkan, karena (wasilah) sarana mempunyai hukum tujuan. Sedangkan pendapat yang mengharamkannya merupakan bentuk sikap keras kepala yang tercela.

    Ada suatu hal yang membuat sebagian orang menjadi ragu-ragu untuk merayakan peringatan maulid ini, yaitu ketiadaan perayaan semacam ini pada masa-masa awal Islam yang istimewa (al-qurûn al-ûlâ al-mufadhdhalah). Argumen ini, demi Allah, bukanlah alasan yang tepat untuk melarang perayaan itu. Karena, tidak ada seorang pun yang meragukan kecintaan mereka radhiyallahu 'anhum terhadap Nabi saw.. Namun, kecintaan ini mempunyai cara dan bentuk pengungkapan yang bermacam-macam. Dan cara-cara yang berbeda-beda itu sama sekali tidak dilarang untuk dilakukan. Karena, cara-cara tersebut bukanlah suatu bentuk ibadah jika dilihat dari inti pelaksanaannya. Berbahagia dan bergembira dengan adanya Nabi saw. merupakan ibadah, tapi cara pengungkapan kebahagiaan itu hanya merupakan wasilah (sarana) yang diperbolehkan untuk digunakan. Setiap orang dapat memilih cara yang paling sesuai dengan dirinya untuk mengungkapkan hal itu.

    Dalam Sunnah Nabi juga terdapat riwayat yang menunjukkan perayaan para sahabat terhadap Nabi saw. dengan adanya iqrâr (persetujuan) dan izin dari beliau langsung. Diriwayatkan dari Buraidah r.a., dia berkata, "Pada suatu ketika Rasulullah saw. pergi berperang. Lalu ketika pulang, seorang budak wanita hitam mendatangi beliau lalu berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah bernazar jika Allah membawamu pulang ke Madinah dalam keadaan selamat maka saya akan memainkan rebana dan bernyanyi di hadapanmu. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Jika engkau memang telah bernazar untuk memainkan rebana, maka lakukanlah. Namun jika engkau tidak bernazar untuk melakukannya, maka engkau tidak perlu melakukannya". Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi, dan dia berkata, "Ini adalah hadis hasan shahih gharib". Jika memainkan rebana sebagai ungkapan rasa bahagia karena kedatangan Nabi saw. dari peperangan merupakan hal yang dimasyru'kan yang diakui oleh Nabi saw. dan beliau mengizinkan orang yang bernazar dengannya untuk melakukannya, maka mengungkapkan rasa bahagia karena kedatangan beliau ke dunia –dengan rebana atau hal lain yang dibolehkan— tentu lebih dimasyru'kan dan lebih dianjurkan.

    Jika Allah saja meringankan azab Abu Lahab di neraka dengan memberinya minuman dari lubang kecil di telapak tangannya setiap hari Senin karena kegembiraannya atas kelahiran manusia terbaik –yaitu dengan memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah karena telah menyampaikan kabar gembira kepadanya atas kelahiran Nabi saw., padahal Abu Lahab adalah orang yang paling kafir, sering menentang dan memerangi Allah dan Rasul-Nya—, maka sudah barang tentu kaum mukminin lebih berhak mendapatkan pahala karena kegembiraan mereka atas kelahiran beliau sebagai cahaya yang menyinari semesta. Rasulullah saw. sendiri telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara bersyukur kepada Allah atas kelahirannya itu. Dalam hadis shahih yang diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a., bahwa Nabi saw. berpuasa pada hari Senin dan bersabda,

ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ
"Itu adalah hari dimana aku dilahirkan." (HR. Muslim, dari hadis Abu Qatadah).

    Ini merupakan bentuk rasa syukur beliau atas karunia Allah kepadanya dan kepada umatnya. Sehingga, sudah sepatutnya umat ini juga mengikuti beliau untuk bersyukur kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat diutusnya beliau dengan segala bentuk cara bersyukur. Bentuk bersyukur itu dapat diungkapkan dengan memberikan jamuan makan, mendendangkan pujian-pujian, berkumpul untuk berzikir, berpuasa, melakukan salat dan lain sebagainya.

    Ash-Shalihi, dalam kitab sejarahnya, Subul al-Hudâ wa ar-Rasyâd fî Hadyi Khair al-'Ibâd, menukil dari seorang saleh pada zamannya, bahwa dia bermimpi bertemu dengan Nabi saw.. Orang itu mengadu kepada beliau bahwa ada sebagian orang yang mengaku berilmu mengatakan bahwa perayaan maulid Nabi saw. adalah bid'ah. Maka Nabi saw. bersabda kepadanya, "Barang siapa yang bergembira karena kami, maka kami akan bergembira karenanya."

    Demikian juga hukum merayakan kelahiran para Ahlul Bait dan para wali Allah, serta menghidupkan perayaan mengenang mereka dengan melakukan berbagai ketaatan. Sesunggunya semua itu adalah hal yang dianjurkan secara syarak, karena acara-acara tersebut mengandung upaya untuk meniru dan menauladani mereka. Terdapat perintah syarak untuk senantiasa mengingat dan mengenang para nabi dan para orang saleh. Allah berfirman,

"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Alquran) ini." (Maryam: 41).

Dan firman Allah,

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al Kitab (Alquran) ini." (Maryam: 51).

    Perintah ini tidak terdatas untuk mengenang para nabi, namun masuk di dalamnya juga orang-orang saleh. Hal ini karena Allah berfirman,

"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alquran." (Maryam: 16).

    Karena merupakan kesepakatan muhaqqiqin, Maryam As. bukanlah seorang nabi melainkan seorang shiddiqah. Demikian pula terdapat perintah untuk mengingatkan hari-hari Allah, yaitu dalam firman-Nya,

"Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". (Ibrahim: 5).

    Termasuk hari-hari Allah adalah hari kelahiran dan termasuk hari-hari Allah adalah hari-hari kelahiran dan hari-hari kemenangan. Oleh karena itu Rasulullah saw. berpuasa pada hari Senin setiap minggunya sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmat penciptaan juga sebagai perayaan bagi hari kelahiran beliau, sebagaimana telah disebutkan dalam hadis riwayat Abu Qatadah al-Anshari dalam shahih Muslim. Sebagaimana Rasulullah saw. juga berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram) dan memerintahkan umat beliau untuk berpuasa sebagai rasa syukur, bahagia dan perayaan terhadap keselamatan Nabi Musa a.s.. Dan Allah telah memuliakan hari kelahiran di dalam Kitab-Nya dan melalui ucapan para nabi-Nya. Allah berfirman,

"Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan." (Maryam: 15).

Dan Allah berfirman melalui ucapan Isa al-Masih a.s.,

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan." (Maryam: 33).

    Hal ini karena dalam hari kelahiran terwujud kenikmatan penciptaan yang merupakan sebab dari diperolehnya semua nikmat yang diperoleh manusia setelahnya.

    Oleh karena itu, mengenang hari kelahiran dan mengingatkan orang lain tentang hari kelahiran merupakan pintu bagi orang-orang untuk bersyukur kepada nikmat Allah. Maka tidak apa-apa menentukan hari tertentu guna mengadakan mengingat para wali Allah.

    Kemasyru'iatan acara semacam ini tidak rusak karena terjadinya hal-hal yang diharamkan. Akan tetapi acara-acara seperti ini tetap dilaksanakan dengan menolak terjadinya kemungkaran-kemungkaran. Orang-orang yang merayakannya juga perlu diingatkan bahwa kemungkaran-kemungkaran tersebut bertentangan dengan tujuan utama acara-acara mulia tersebut.

Wallahu subhânahu wa ta'âlâ a'lam.

Fatwa-fatwa lainnya bisa di peroleh di situsnya langsung http://www.dar-alifta.org/?Home=1&LangID=5

Aksi Facebooker Aswaja Membendung Wahhabi ; Group Facebook Yang Ditakutkan (Dihindari) Facebooker Wahhabiyah (TOP GROUP FACEBOOK ASWAJA)

Aksi Facebooker Aswaja Membendung Wahhabi ; Group Facebook Yang Ditakutkan (Dihindari) Facebooker Wahhabiyah (TOP GROUP FACEBOOK ASWAJA)
Diakui atau tidak, pada awalnya wahhabi memang cukup mendominasi dalam hal penyebaran melalui media internet. Pada mulanya, sangat sedikit sekali media-media publikasi online yang dikelola oleh Aswaja (Ahl Sunnah wal Jama'ah), sehingga wajar saja jika masyarakat awam yang memang akrab dengan dunia internet namun masih kurang pemahaman Islamnya, banyak yang terpengaruh paham-paham wahhabi. Namun, kejadian didunia maya, tentu saja sangat bertolak belakang dengan dunia nyata. Tentang siapa yang mendominasi dan siapa yang tidak, begitu nampak jelas. 

Kaitannya dengan faceboook sebagai semua media jejaring sosial dunia yang saat ini banyak di akses oleh masyarakat dunia, juga dimanfaatkan oleh pengikut Wahhabiyah guna menyebarkan paham-paham menyimpang mereka dan mengelabuhi orang-orang awam. Namun, Aswaja pun telah marak memanfaatken facebook untuk membendung kalangan Wahhabiyah. 

Berbagai group facebook di buat oleh pengikut Wahhabiyah, dimana karakteristik khas dari group facebook yang dikelola oleh pangikut Wahhabiyah adalah tertutup, yakni menutup diri dari orang-orang di luar mereka kecuali kalangan-kalangan dimungkinkan mudah untuk mereka kibuli. Maka dari itu, tidaklah mengherankan dan menjadi ciri khas group-group Wahhabiyah yakni meng-kick (mem-ban atau mem-block) facebooker-facebooker Aswaja dari group mereka. Sebagai contoh, ketika ada facebooker Aswaja yang masuk di group yang di kelola pengikut Wahhabiyah, kemudian menanggapi artikel-artikel dalam group tersebut sehingga secara otomatis terjadi dialog maka sudah bisa di pastikan tidak akan bertahan lama facebooker Aswaja tersebut akan di kick atau di ban dari group tersebut. Hal ini juga terjadi pada akun-akun pengikut Wahhabiyah yang suka memblock akun-akun Aswaja.


Adapun group-group yang dikelola oleh facebooker Aswaja sangatlah terbuka, sehingga terbuka peluang terjadinya dialog yang berkelanjutan. Satu hal yang menarik, facebooker-facebooker Wahhabiyah sepertinya tidak cukup bernyali untuk memasuki group-group yang dikelola oleh facebooker Aswaja kecuali hanya beberapa saja. Berbeda halnya dengan group Wahhabiyah yang selalu di ramaikan oleh facebooker Aswaja, terkecuali jika facebooker Aswaja tersebut diblock oleh mereka. Maka, biasanya hanya menyisakan kalangan awam saja yang tidak di block.

Diantara group-group yang dikelola oleh facebooker Aswaja yang di takuti atau sering di hindari oleh facebooker-faceooker Wahhabiyah adalah :

 [1]. AQIDAH AHLUSSUNNAH : 
ALLAH ADA TANPA TEMPAT

Group yang banyak memaparkan permasalahan terkait Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Wahhabiyah dipersilahkan untuk berdialog disini mengingat mereka begitu getol melontarkan kata-kata sesat, maka siapakah sebenarnya yang sesat ?. [LINK GROUP]
[2]. Aqidah Ulama Indonesia : 
ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH 

Sebagaimana group diatas, maka pembahasan dalam group ini pun sama yakni memaparkan aqidah-aqidah yang lurus yang dipegang oleh ulama Nusantara. [LINK GROUP]

[3]. Kenapa Takut Bid'ah? (KTB)

Ditengah gencarnya cap bid'ah dalam beberapa dekade ini, kehadiran group ini bak angin baru yang menyegarkan pemikiran terkait masalah bid'ah. Antusisme masyarakat ternyata cukup tinggi sehingga beberapa bulan saja group ini di bentuk, sudah penuh sehingga dibuatlah group versi keduaya dan seterusnya. [LINK GROUP I, II, III]

[4]. ISLAM DENGAN SUNNAH DAN BID'AH HASANAH

Walaupun awalnya hanya dipelopori oleh beberapa santri aswaja namun seiring dengan perjalanannya, group ini mendapat dukungan dari kalangan santri lainnya sehingga akhirnya meluncurkan group versi kedua karena banyaknya membernya jangan join di group ini. Dan adminnya pun mulai bertambah. Lebih dari itu, group juga meluncurkan beberapa ebook-ebook Islami. [LINK GROUP I, II]

[5]. Diskusi Keagamaan Waroeng Podjok Santri

Obrolan atau dialog santai bersama kalangan santri. [LINK GROUP]


[6]. Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB (PISS-KTB)

Group ini memiliki sejarah yang cukup unik. Berawal dari pertemuan di group "ISDBH" atau Islam dengan sunnah dan bid'ah hasanah yang sama-sama berdialog dengan kalangan yang mengaku dari sekte Wahhabi dan berisiniatif untuk meluncurkan ebook Islami maka group ini pun di bentuk dalam rangka memberikan dukungan pembuatan ebook. Adapun nama KTB (Kenapa Takut Bid'ah) karena mulanya ada yang aktif di group tersebut. Seiring dengan perjalanannya, group ini makin eksis karena kesepatakan para adminnya untuk berkonsentrasi memberikan penjelasan ke masyarakat berdasarkan kitab-kitab mu'tabar. Akhirnya hingga kini group ini menjadi semacam group "Bahtsul Masaail Online". Antusiasme masyarakat (member) pun cukup tinggi, terbukti tidak henti-hentinya pertanyaan banyak di ajukan setiap harinya dan kalangan santri yang berpartisipasi pun semakin banyak (termasuk ada yang dijadikan sebagai admin). [LINK GROUP I, II]


 [7]. 1.000.000 ORANG MENOLAK WAHABI DI INDONESIA

Group ini paling extrim dan paling di takuti Wahhabiyah, termasuk ustadz-ustadz Wahhabiyah yang bertebaran di internet itu walaupun sudah bergabung namun tidak muncul untuk menjawab. Banyak yang tidak bisa di jawab oleh Wahhabiyah.  [LINK GROUP]


[8]. AL-ASY'ARIYYAH ANSHAARU USHUULIDDIN 
ASY'ARIYYAH ADALAH PENOLONG PONDASI/POKOK AGAMA ISLAM


Selama ini kalangan Wahhabiyah begitu gencar menyesatkan aqidah al-Asy'ariyyah melalui facebook, maka group ini hadir sebagai bagian dari membendung kalangan Wahhabiyah [LINK GROUP]


[9]. Warkop Lesehan Mbah Lalar

Bincang-bincang atau dialog santai bersama kalangan santri, disertai juga humor-humor menarik namun begitu mengena pada yang dimaksudkan. Group ini juga memiliki website yang beralamat di http://warkopmbahlalar.com/ atau http://www.warkopmbahlalar.co.cc . [LINK GROUP]

[9]. Thariqat Sarkubiyah

Group ini sangat eksis di dunia nyata dalam membongkar kalangan Wahhabiyah, dan mengadakan dialog-dialong ilmiyah, diantaranya seputar kasus Mahrus 'Ali, Afrokhi Abdul Ghani dan lain sebagainya. [LINK GROUP I, II, III]

[10]. GROUP-GROUP Facebook Lainnya

FORUM AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH [اهل السنة والجماعة] || Gerakan 100.000 Mahasiswa Menolak Wahabi Masuk UIN-SUKA || Menyingkap Kesesatan-kesesatan Salafi Wahabi || ۞ ENSIKLOPEDI DALIL MAULID ۞ || Badan Rehabilitasi Korban Faham Wahabi Republik Indonesia (BRKFW) || New Thoriqah Sarkubiyah || Tahlilan, Yasinan & Selamatan Dibawah Naungan dan Kebijaksanaan Ahlul Ilmi
 
Semoga bermanfaat. Jika ada group lain yang kalian rekomendasikan silahkan saja tulis di kolom komentar dan sebelumnya terima kasih banyak atas informasinya.



Perasaan Malu Seorang Perempuan dan Kecerdasan Sang Imam (Abu Hanifah)

 Suatu ketika, tatkala al-Imam Abu Hanifah an-Nu’man radliyallahu’anh sedang duduk-duduk untuk memberikan pelajaran dan nashehat kepada para murid-muridnya, tiba-tiba datanglah seorang perempuan yang kemudian duduk lalu dengan penuh tatakrama, bergerak mendekati tempat sang Imam.

Setelah cukup dekat, tiba-tiba perempuan tersebut mengeluarkan dari kantong bajunya sebuah apel yang dikedua sisi buah apel tersebut sebagian berwana merah dan sebagian lagi berwarna kuning lalu meletakkan apel tersebut di depan sang Imam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Kemudian dengan tenang sang Imam mengambil buah apel tersebut lalu membelahnya menjadi dua.

Setelah sang Imam melakukan hal tersebut, tiba-tiba perempuan itu bangun lalu beranjak pergi meninggalkan majelis sang Imam.

Murid-murid sang Imam yang menyaksikan kejadian itu tak habis pikir, apa gerangan yang dikehendaki oleh perempuan tersebut sehingga berperilaku demikian di hadapan mereka dan sang Imam.

Tak tahan dengan tanda besar yang menghinggapi kepala para murid-murid tersebut, salah seorang diantara mereka memberanikan diri untuk ambil suara menanyakan apa gerangan yang dikehendaki oleh si perempuan sehingga berbuat demikian.

Kemudian dengan bijak dan penuh wibawa sang Imam menjelaskan;

“Sesungguhnya perempuan yang kalian saksikan tadi sedang mengalami haidl yang kadang-kadang darah haidlnya berwarna merah seperti sebagian sisi dari apel ini dan terkadang berwarna kuning seperti sebagian sisi yang lain.”

“dia ingin menanyakan padaku, mana diantara kedua warna darah tersebut yang masuk kategori haidl dan mana yang masuk kategori suci?!”.

“tetapi karena sifat malunya yang besar, dan didorong oleh kesadarannya bahwa menuntut ilmu tidak boleh dikalahkan oleh sekedar rasa malu…maka dia gunakanlah apel tersebut sebagai sarana bertanya padaku.”

“kemudian aku membelah apel yang dibawanya untuk aku perlihatkan kepadanya bagian dalam dari apel  tersbut.”

“hal itu aku lakukan, karena aku bermaksud mengajarkan kepadanya, bahwasanya kamu belum suci dari haidl sebelum kamu melihat cairan yang berwarna putih sebagaimna warna dari bagian dalam apel tersebut.”

“setelah aku lakukan itu, dia langsung memahaminya, kemudian perempuan tersebut beranjak pergi.”

**Cerita ini diterjemahkan secara sangat bebas dari cerita berbahasa arab yang berjudul Hayya’ Imra’ah yang di dapat dari  http://alharary.com/ , semoga bermanfaat dan menjadi I’tibar bagi kita semua.

اللهم صل وسلم على حبيبنا و قرة أعيننا سيدنا محمد و على أله وأصحابه أجمعين
http://www.facebook.com/profile.php?id=1693976815#!/notes/kang-asad/malu-perempuan-dan-kecerdasan-sang-imam/218969614789790

Kumpulan Fatwa-Fatwa Syaikh Prof. DR. 'Aliy Jumu'ah (Mufti Mesir)

Berikut ini diantara tulisan-tulisan manfaat dan mengandung hikmah berupa fatwa-fatwa Mufti Agung Mesir al-Imam 'Ali Jumu'ah yang bisa di baca khalayak umum (bahasa Indonesia). Berasal dari blog http://cintatakutdanharap.blogspot.com (Afif Fatkhurrohman)diantaranya tentang :














Artikel-artikel Islami yang menarik lainnya bisa di baca langsung di blog berikut ini http://cintatakutdanharap.blogspot.com . Semoga bermanfaat.

Dalam Hal Memberantas Syi'ah Ternyata Kita Bisa Duduk Bersama ; Muhammadiyah, NU, DDII, Persis, Al-Irsyad, Al-Bayyinat, Hidayatullah, Hingga Robithoh ‘Alawiyyah

Dalam Hal Memberantas Syi'ah Ternyata Kita Bisa Duduk Bersama ; Muhammadiyah, NU, DDII, Persis, Al-Irsyad, Al-Bayyinat, Hidayatullah, Hingga Robithoh ‘Alawiyyah

 Pernyataan Sikap Bersama Ahlussunnah Indonesia Terhadap Syiah Imamiyyah Itna’asyariyyah di Indonesia

بسم الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Pernyataan Sikap Bersama Ahlussunnah Indonesia

Kami Ahlussunnah Indonesia menyatakan sikap bersama tentang keberadaaan Syiah Imamiyyah Itna’asyariyyah di Indonesia sebagai berikut:

MENIMBANG
  1. Ajaran Ahlussunnah adalah Ajaran dan jalan Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan Sahabatnya hingga hari kiamat. (QS. An-Nisa 115 dan Al-Hasyr : 7)
  2. Siapapun yang tidak sesuai dan bahkan menyelisihi Ahlussunnah wal jama’ah, berarti menyelisihi kebenaran, maka dia tersesat. (Q.S Yunus : 32 dan Al An’am 55)
  3. Ahlussunnah meyakini bahwa Al Qur’anul Karim adalah Kitab yang diturunkan kepada Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam, tetap terjaga dari penambahan dan pengurangan hingga hari kiamat (Q.S Al Hirr :9). Sedangkan syi’ah meyakini bahwa Al- Qur’an yang ada terdapat pengurangan dan tidak otentik. Ulama besar Syi’ah Husein bin Muhammad Taqi An Nuri At Tabarsi dalam kitabnya “Fashlul Khithob fi Itsbat Tahrif Kitab Rabbil arbab” berkata : “Ahlun Naqli Wal Atsar dari kalangan khusus (Syi’ah) dan umum (Ahlussunnah) sepakat bahwa Al Qur’an yang ditangan ummat Islam saat ini bukanlah Al Qur’an seutuhnya”. Dan Al-Qur’an versi Syi’ah disebut dengan mushhaf Fathimah berjumlah 17.000 ayat dan akan dibawa oleh Imam Mahdi (AlKafi juz, 2 hal. 597, cet Beirut danFaslul Khithab hal 235).
  4. Syi’ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun iman. Ahlussunnah meyakini Rukun Iman ada Enam yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman Kitab-kitab Allah, Iman kepada para Rosul Allah, Iman kepada Hari Kebangkitan, dan Iman kepada Qadar-Nya, baik ataupun buruk. Sedangkan Syi’ah meyakini bawa Rukun Iman ada 5 yaitu At Tauhid, An Nubuwwah, Al Imamah, Al Adl, Al Ma’ad.
  5. Syi’ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun Islam. Ahlussunnah meyakini Rukun Islam ada 5 yaitu Dua kalimat Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Sedangkan Syi’ah meyakini bawa Rukun Islam ada 5 yaitu Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dan wilayah, bahkan Al wilayah lebih utama di banding rukun Islam lainnya dalam kitab Ushul Kafi.
  6. Ahlussunnah telah sepakat bahwa Manusia yang terbaik dari Ummat ini setelah Rosulullah adalah Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq dan Sayyidina Umar Rodhiyallahu ‘anhuma. Sedangkan menurut syi’ah mereka berdua adalah kafir dan dilaknat oleh Allah, para malaikat dan manusia. (Al Kafi juz 8 hal. 246, Haqqul Yaqin hal. 367 dan 519)
  7. Ahlussunnah sepakat bahwa Mut’ah hukumnya Haram. Sedang Syiah menghalalkan Mut’ah.
  8. Ahlussunnah meyakini bahwa ‘Ishmah (kema’shuman) hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rosul. Sedangkan syi’ah meyakini bahwa ‘Ishmah juga dimiliki oleh para Imam yang dua belas.
  9. Syi’ah Imamiyyah Itsna ‘asyariyah telah berdusta atas nama ahlul bait dalam hal menetapkan pokok-pokok ajaran.
  10. Ahlussunnah dimata orang syi’ah adalah kafir (Murtad), anak zina, halal darah dan hartanya.
  11. Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut: Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.
  12. Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”
  13. Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran dan juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb: “Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.” (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
MENYATAKAN
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas dan pandangan dari para nara sumber, yang mewakili ormas-ormas Islam, mengambil kesimpulan dan menyatakan bahwa:
  1. Ahlussunnah tidak dapat dipersatukan dengan Syiah, karena berbeda dalam Ushuluddin (Aqidah/Tauhid).
  2. Syiah berbahaya bagi agama, bangsa dan negara.
  3. Mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa lagi tentang sesatnya Syi’ah secara tegas.
  4. Menedesak Pemerintah agar melarang Syi’ah dan aktifitasnya di seluruh wilayah Indonesia, Agar tidak timbul konflik seperti di Irak, Yaman, Pakistan dan Negara lain.
  5. Kami Ahlussunnah (Muslimin Indonesia) sangat menolak keras MUHSIN (Forum Ukhuwah Sunni-Syiah) yang digagas beberapa waktu yang lalu oleh aktivis aktivis syiah dan oknum yang mengatas namakan Muslimin Indonesia di Jakarta.
Jakarta, Jum’at 8 Rojab 1432 H/10 Juni 2011
Ahlussunnah Indonesia
Yang Membuat Pernyataan:
  • PP Muhammadiyah (Agus Tri Sundani)
  • Nahdlatul ‘Ulama(M. Idrus Ramli)
  • Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) (Amlir Syaifa Yasin)
  • Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI) (KH. A. Cholil Ridwan, Lc.)
  • Persis (Persatuan Islam) (Tiar Anwar Bakhtiar)
  • Perhimpunan Al-Irsyad (Aminullah)
  • Al-Bayyinat (Achmad Zein Alkaf)
  • Lembaga Tarbiyah Islamiyyah (Arif Munandar R.)
  • Gema Salam(Abdurrahman Humaidan)
  • Pemuda Al-Irsyad Al-Islamiyah (Fahmi.B.)
  • Hidayatullah (P Gadiman Djojonegoro)
  • Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami (HASM) (Aby Fadel)
  • KOEPAS (M Rizal)
  • PP. Jum’iyyah An-Najat (Muhammad Faisal, S Pd. M.MPd)
  • PP. Jam’iyah Ukhuwah Islamiyah (Abdul Malik Akbar)
  • Wahdah Islamiyyah
  • Robithoh ‘Alawiyyah
  • Forum Kajian Aliran Agama (FKAA) Bandung
 http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/pernyataan-sikap-bersama-ahlussunnah-indonesia-terhadap-syiah-imamiyyah-itna-asyariyyah-di-indonesia.htm

Media Islam

Thariqat Sarkubiyah

NU Online